Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Robot-robot Canggih untuk Menjaga Jarak Sosial

A   A   A   Pengaturan Font

Di Singapura sebuah Robot Boston Dynamics digunakan untuk menegakkan jarak sosial yang diberlakukan. Robot berbentuk mirip anjing dengan empat kaki ini bertugas mengingatkan pengunjung agar menjaga jarak sosial.

Robot berwarna kuning tersebut dilengkapi dengan banyak kamera dan sensor yang dapat digunakan untuk mendeteksi pelanggar. Caranya dengan menyiarkan peringatan yang telah direkam. Pihak berwenang Singapura meyakinkan robot ini bukan perangkat pengumpulan data mata-mata berkaki empat.

Di London, Inggris, terdapat layanan robot Milton Keynes untuk menghindari interaksi antarmanusia saat berbelanja. Armada robot beroda enam ini akan mengirimkan bahan makanan dan belanja dari supermarket kecil kepada penduduk di sekitarnya.

Dengan manfaatkan jaringan jalur sepeda di kota itu membuat robot Milton Keynes cukup ideal bergerak dengan kecepatan tertinggi 6,4 km per jam. Sementara itu, untuk perusahaan Milton Keynes telah membebaskan biaya pengiriman untuk pekerja layanan kesehatan di London selama krisis.

Emma Maslin yang menggunakan layanan robot Milton Keynes untuk mengirim barang-barang belanjaan dan pesanan makan malam ke rumah dan kantor mengatakan, "Dengan robot, maka tidak ada interaksi sosial.".

Sedangkan rumah sakit di Tiongkok menggunakan robot disinfektan berbasis sinar ultra violet (UV) dari Denmark untuk melakukan sterilisasi. Ultra violet tipe C yang kuat dapat menghancurkan elemen DNA atau RNA dari setiap mikroorganisme yang dalam jangkauan.

UV ini sudah diketahui efektif melumpuhkan virus. Namun demikian, sangat berbahaya jika terjadi kontak dengan manusia. Robot canggih ini dapat mengganti peran manusia. Apalagi robot tersebut dalam memetakan ruangan di rumah sakit dan melakukan pekerjaan secara mandiri, ketika staf medis tidak hadir.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan bantuan kepada negara di Rwanda, Afrika tengah, dengan lima robot anti-epidemi. Robot yang dibuat perusahaan Belgia, Zora Bots, ini untuk membantu melawan pertempuran Rwanda melawan virus korona.

Di negara yang sering dilanda konflik antarsuku itu, robot tersebut bertugas menyaring suhu pasien, mengidentifikasi orang-orang yang tidak mengenakan masker, dan memantau kelainan yang terjadi pada pasien dari sisi suara dan pandangan.

Di rumah sakit, robot berbentuk mirip manusia dengan dua tangan dan layar di dadanya ini dapat mengganti peran manusia. Robot-robot tersebut dapat ditugasi untuk memberikan obat-obatan dan hal-hal penting lainnya kepada pasien terinfeksi.

Wisuda

Di Jepang, robot dari Newme OhmniLabs digunakan untuk menggantikan siswa yang seharusnya diwisuda, namun tidak bisa datang karena harus melakukan karantina. Robot "telepresence," tersebut memiliki tablet komputer di kepala yang dibungkus dalam gaun akademik. Setiap siswa melakukan panggilan Zoom untuk "menerima" gelar mereka dari pejabat universitas.

Bukan hanya di Jepang, robot untuk mengganti siswa wisuda juga dilakukan di Nanjing, Tiongkok. Untuk menghindari tenaga medis tertular dari pasien saat pengetesan Covid-19, Korea Institute of Machinery and Materials (KIMM) di bawah Kementerian Sains dan Teknologi Korea Selatan, tengah merancang sebuah robot yang bisa melakukan tes swab.

Teknologi robot ini akan dipakai untuk metode pengambilan sampel penyakit berbahaya tanpa harus berhadap-hadapan. "Robot ini diharapkan bisa berguna secara klinis untuk diagnosis penyakit menular di masa depan," kata Dr Seo Joon-ho dari Medical Device Lab, Daegu Convergence Technology Research Center.

Robot uji covid-19 dikendalikan tenaga medis dari ruangan lain dengan joystick. Ada monitor yang memantau rongga hidung sampai pangkal tenggorokan. Dengan demikian, operator robot bisa mengambil sampel secara akurat dengan tangkai tes swab panjang. Joystick ini memiliki respons sentuhan yang sensitif, sehingga operator robot bisa seperti merasakan rongga hidung pasien secara langsung dengan alat tes swab. hay/G-1*

Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top