Regulator sekuritas AS juga telah menekan Musk untuk memberikan penjelasan tentang penundaannya melaporkan pembelian saham Twitter.
Musk mulai meributkan masalah akun palsu pada pertengahan Mei, dengan mencuit di akun Twitternya bahwa ia bisa menarik penawarannya apabila kekhawatirannya tidak ditangani.
Beberapa pengamat menilai berbagai pertanyaan Musk tentang akun bot Twitter itu merupakan alasannya untuk mengakhiri proses akuisisi atau untuk menekan Twitter agar menurunkan harga transaksi.
Pernyataan terakhir Musk tentang akun palsu itu menandakan bahwa ia "mencari cara untuk mundur dari kesepakatan," kata analis Wedbush, Dan Ives, di Twitter hari Senin (6/6). Ia mencatat bahwa terdapat biaya "pisah" $1 miliar (sekitar Rp14,4 triliun) dalam transaksi Twitter-Musk.
"Kami tetap yakin Elon sedang main kasar… untuk mendapat opsi, antara mengurangi harga penawaran atau mundur sepenuhnya jika ia merasa tidak percaya diri," kata peneliti CFRA, Angelo Zino.
Twitter pada hari Senin (6/6) membela tanggapannya, dan berjanji akan memenuhi kesepakatan itu.
"Twitter telah dan akan terus secara kooperatif berbagi informasi dengan Tn. Musk," kata salah seorang juru bicara. "Kami berniat menutup transaksi itu dan menjalankan perjanjian merger dengan harga dan persyaratan yang disepakati."
Komentar
()Muat lainnya