Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Bank Sentral | BI Diprediksi Naikkan Bunga Acuan Sebanyak Dua Kali Tahun Ini

RI Segera Masuki Era Moneter Ketat

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diperkirakan tak terlalu agresif memperketat kebijakan moneter melalui instrumen kenaikan suku bunga acuan untuk menekan pelemahan rupiah dan risiko inflasi tinggi. Bank sentral diprediksi hanya menaikkan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebanyak dua kali di semester II ini dengan total besaran kenaikan di kisaran 50-75 basis poin (bps).

Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Katarina Setiawan, memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua sampai tiga kali pada semester II-2022 dimulai pada kuartal III-2022.

"Kami perkirakan suku bunga BI akan berkisar 4,00 sampai 4,25 persen sampai akhir tahun ini dengan kenaikan dimulai pada kuartal III tahun ini," kata Katarina dalam temu media secara daring yang dipantau di Jakarta, Selasa (9/8).

BI dipandang tak tergesa-gesa menaikkan suku bunga acuan karena nilai tukar rupiah tidak terdepresiasi sedalam mata uang negara lain dan inflasi inti Indonesia yang mencapai 2,86 persen pada Juli 2022 masih di kisaran perkiraan pemerintah 2-4 persen.

"Kita melihat Bank Indonesia akan meningkatkan suku bunga mulai kuartal III-2022 secara bertahap untuk menjaga daya tarik aset finansial Indonesia, tapi tidak perlu terlalu agresif seperti The Fed," katanya.

Meskipun nantinya tingkat inflasi mereda karena penurunan harga komoditas, BI diperkirakan akan tetap menaikkan suku bunga untuk menjaga jarak suku bunganya dengan suku bunga The Fed dan bank sentral negara lain.

Tak Terlalu Agresif

Hal senada disampaikan Mirae Asset Sekuritas yang memprediksi BI akan menaikkan bunga acuan pada September dan Desember mendatang. "Proyeksinya BI akan menaikkan tingkat suku bunga acuan tidak terlalu agresif, masing-masing 25 basis poin yakni diperkirakan pada September dan pada kuartal IV-2022 yaitu pada Desember," kata Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 20-21 Juli 2022 memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen, sementara suku bunga bank sentral AS The Fed sebesar 2,50 persen. Bank sentral juga turut mempertahankan suku bunga deposit facility sebesar 2,75 persen dan suku bunga lending facility di level 4,25 persen.

Keputusan tersebut dianggap konsisten dengan perkiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

"Sebelumnya BI juga telah menaikkan GWM, terakhir di bulan Juli kemarin. Agustus nanti masih tetap di level yang sama, terus lanjut September. Jadi, artinya otomatis habis September nanti BI bisa menaikkan suku bunga acuan," ujar Nafan.

BI mempercepat normalisasi kebijakan likuiditas melalui kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah secara bertahap mulai 1 Juni 2022. Kewajiban minimum GWM rupiah untuk bank umum konvensional yang pada saat ini sebesar lima persen akan naik menjadi enam persen mulai 1 Juni 2022, 7,5 persen mulai 1 Juli 2022, dan sembilan persen mulai 1 September 2022.

Sementara itu, kewajiban minimum GWM rupiah untuk bank umum Syariah dan unit usaha syariah yang pada saat ini sebesar empat persen akan naik menjadi 4,5 persen mulai 1 Juni 2022, enam persen mulai 1 Juli 2022, dan 7,5 persen mulai 1 September 2022.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top