Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perluasan Ekspor I Pasar Mainan Akan Lebih Ekspansif Mulai Triwulan Kedua setelah Pemilu

RI Produsen Utama Mainan Global

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Penutupan beberapa pabrik mainan di Vietnam menjadi peluang besar bagi industri mainan di Indonesia memperluas pangsa pasarnya.

JAKARTA - Pelaku usaha industri mainan memprediksikan industri mainan dalam negeri tahun ini tumbuh sebesar 10 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Hal itu ditandai dengan semakin prospektifnya bisnis mainan di dalam negeri.

"Populasi RI yang merupakan terbesar di ASEAN (Asia Tenggara), dengan angka kelahiran rata-rata 4,5 juta jiwa per tahun, Indonesia menjadi pasar terbesar se-Asia Tenggara untuk bisnis mainan," ungkap Ketua Asosiasi Mainan Anak (AMI), Sutjiadi Lukas, di Jakarta, Senin (22/4).

Selain memenuhi kebutuhan pasar domestik, AMI menggenjot industri mainan nasional agar semakin agresif memperluas pasar ekspor. Penutupan beberapa pabrik mainan di Vietnam membuat peluang industri mainan di Indonesia kelimpahan pesanan. Pasar mainan akan lebih tancap gas mulai triwulan kedua setelah Pemilu.

Pada tahun lalu, AMI meneken nota kesepakatan (MoU) dengan Chaiyu Exhibition berkenaan dengan kerja sama antara pengusaha Indonesia dan Tiongkok. Dengan kolaborasi ini, diharapkan perusahaan mainan asal Tiongkok berinvestasi membangun pabrik di Indonesia, terutama untuk memproduksi komponen seperti gear box, baut, dan keypad.

Seperti diketahui, industri mainan menjadi salah satu sektor manufaktur yang berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Hal itu tecermin dari capaian nilai ekspor mainan anak-anak pada 2018 mencapai 319,93 juta dollar AS atau naik 5,79 persen secara yoy.

Semakin Kompetitif

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, menyampaikan industri mainan nasional telah menunjukkan daya saingnya di kancah global. Hal ini sekaligus mampu membuktikan bahwa Indonesia termasuk dalam negara-negara produsen utama untuk beberapa produk mainan unggulan yang mendunia.

Untuk itu, Kemenperin terus memacu pengembangan industri mainan di dalam negeri. Apalagi, sektor tersebut tergolong padat karya dan berorientasi ekspor. Pada 2017, nilai investasi industri mainan di Indonesia mencapai 410 miliar rupiah dengan jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak 23.116 orang.

"Contohnya, PT Mattel Indonesia yang telah menyerap tenaga kerja sebanyak 10 ribu orang dengan nilai ekspor dalam kurun lima tahun terakhir rata-rata di atas 150 juta dollar AS per tahun," papar Menperin.

Airlangga pun mengaku bangga karena Indonesia adalah produsen boneka merek Barbie terbesar di dunia yang dihasilkan oleh PT Mattel Indonesia. Perusahaan ini memasok 60 persen ke seluruh pasar global atau telah mengungguli produksi Tiongkok. "Jadi, enam dari 10 boneka yang beredar di dunia itu berasal dari Indonesia, dibuat dengan tangan-tangan terampil anak bangsa kita," ujarnya.

Menariknya lagi, Indonesia memiliki pabrik mobil dengan kapasitas produksi yang cukup besar mencapai 50 juta unit per tahun. Pabrik Hot Wheels di Cikarang milik PT Mattel Indonesia adalah industri mobil mini yang kapasitasnya lebih besar 50 kali dari industri otomotif beneran. Hot Wheels merupakan mobil mainan dibuat dari bahan logam yang dicetak.

Dalam upaya memacu daya saing industri mainan nasional, pemerintah berupaya melindungi produk dan pasar dalam negeri serta menghindari gempuran produk impor yang tidak berkualitas melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI). "Implementasi SNI ini mampu meningkatkan competitiveness produk dalam negeri," ujar Airlangga. ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top