Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perjanjian “Swap”l BI Berpeluang Peroleh Devisa Dollar AS dan Yen Senilai USD22,76 Miliar

RI-Jepang Berencana Perpanjang BSA

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Melalui amendemen Bilateral Swap Arrangement dengan Jepang, Indonesia mendapat tambahan opsi penyediaan devisa dalam bentuk yen dari sebelumnya hanya berdenominasi dollar AS.

Jakarta - Indonesia dan Jepang berencana memperpanjang Bilateral Swap Arrangement (BSA) hingga tiga tahun ke depan. Jika terealisasi, Bank Indonesia (BI) berpeluang memperoleh fasilitas penyediaan devisa dalam dollar AS dan Yen senilai ekuivalen 22,76 miliar dollar AS dari Jepang.

Rencana amendemen untuk perpanjangan BSA itu disepakati dua negara di sela-sela Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 (Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan) di Manila, Filipina, Jumat (4/5).

Kepala Departemen Internasional BI, Doddy Zulverdi, dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin, mengatakan melalui amendemen BSA dengan Jepang, Indonesia mendapat tambahan opsi penyediaan devisa dalam bentuk Yen Jepang, setelah sebelumnya hanya berdenominasi dollar AS. Fasilitas penyediaan devisa tersebut dapat digunakan BI untuk mengintervensi pasar guna mengendalikan nilai tukar rupiah.

Namun, fasilitas tersebut bersifat kondisional. Artinya, BI akan mempergunakan devisa tersebut jika hanya bank sentral benar-benar membutuhkan likuiditas valutas asing (valas) untuk stabilisasi rupiah. "Ini untuk memperkuat jaring pengaman atau second line of defense dan juga meningkatkan penggunaan mata uang non dollar AS," ujar dia.

Mekanisme kerja sama swap merupakan jaminan yang diberikan masing-masing pihak mengenai penetapan kurs atau nilai tukar, dan jumlah uang yang akan dipertukarkan selama jangka waktu berlakunya kerja sama tersebut. Fasilitas swap biasanya digunakan untuk melindungi nilai investasi atau kredit dari gejolak nilai tukar yang bisa menimbulkan kerugian karena selisih kurs.

Meski diberikan penyediaan devisa oleh Jepang, Doddy menegaskan cadangan devisa Indonesia sebenarnya masih mencukupi untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.

Saat pertama kali, kerja sama BSA dengan Jepang dijalin pada 17 Februari 2003, Doddy menjelaskan, Indonesia belum pernah memanfaatkan fasilitas tersebut. Perpanjangan kerja sama ini, kata Doddy, untuk memperkuat jaring pengaman lapis kedua atau second line of defense ketika tambahan devisa sewaktu-waktu dibutuhkan.

Gencarkan Intervensi

Bank sentral memastikan akan menggencarkan stabilisasi nilai tukar rupiah mengingat tekanan ekonomi eskternal yang bisa memicu arus modal keluar semakin kencang karena dinamika ekonomi di AS.

"Jumlah devisa kita pada akhir Maret 126 miliar dollar AS masih cukup. Jumlah itu masih lebih dari cukup untuk pembiayaan tujuh bulan impor dan lebih dari batas treshold kecukupan internasional," ujar dia.

Sedangkan penambahan opsi likuiditas valas yen, kata Doddy, karena hubungan perdagangan dan investasi Ri dan Jepang kian meningkat.

Rata-rata setiap tahun, nilai ekspor Indonesia ke Jepang mencapai 23,9 miliar dollar ASper tahun, atau 14 persen dari total ekspor. Sementara Jepang mengeskpor 17,1 miliar dollar AS ke Indonesia rata-rata setiap tahun atau 10,61 persen dari total impor Indonesia.

Sebelumnya, BI membuka transaksi langsung atau swap lindung nilai kepada bank dalam mata uang Offshore Chinese Renminbi (CNH), mulai 6 Desember 2017.

Penambahan jenis valas dalam Transaksi Swap Lindung Nilai kepada BI dilakukan antara lain untuk mendorong semakin beragamnya sumber pembiayaan untuk kegiatan ekonomi nasional.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, menyebutkan kebijakan tersebut diharapkan mendukung kegiatan investasi dan perdagangan internasional yang terdiversifikasi dalam berbagai mata uang.

Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top