Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Struktur Ekonomi

RI Harus Tiru Tiongkok Membagi Kue Ekonomi secara Adil

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Peneliti Mubyarto Institute, Awan Santosa, yang diminta pendapatnya mengatakan lompatan yang dilakukan Tiongkok itu patut ditiru Indonesia, karena pembangunan yang mereka lakukan bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan kue ekonominya mereka nikmati dengan adil.

"Berbeda di Indonesia, selama ini kue ekonomi hanya dinikmati segelintir orang, jauh dibandingkan dengan Tiongkok. Kondisi ini tidak baik untuk jangka panjang. Konsentrasi dan dominasi kekuasaan ekonomi oleh segelintir pemilik kapital dalam dan luar negeri akan menghasilkan ketimpangan dan ketidakadilan sosial ekonomi," kata Awan. Menurut awan, hal itulah yang membuat struktur ekonomi Indonesia tidak kuat. Ini juga menghambat transformasi sosial dan peningkatan kesejahteraan rakyat secara signifikan.

Kendati sudah berlangsung lama, kondisi seperti itu tidak diatasi pemerintah, bahkan terkesan membiarkan. Barangkali pemerintah juga tidak berdaya, sebab kadangkala pemerintah dan DPR justru melawan konstitusi yang mengamanatkan demokratisasi ekonomi.

"Oligarki itu juga menyokong kekuasaan politik mereka," katanya. Peneliti Ekonomi Celios, Nailul Huda, mengatakan Tiongkok dengan bentuk negaranya yang memang sosialis, namun ekonominya ekonomi pasar, mereka bisa mengarahkan pembangunan negaranya dengan tepat. Pembangunan manufaktur Tiongkok sangat masif sekali sehingga pertumbuhan ekonomi Tiongkok bisa mencapai 14 persen.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Tiongkok mampu membangun infrastruktur untuk pemerataan pembangunan, walaupun memang masih terkonsentrasi wilayah dekat laut/pantai. "Berbeda dengan Indonesia, yang ketika itu menikmati oil boom, namun tidak digunakan untuk membangun pembangunan nasional secara merata dan optimal. Ditambah, kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara waktu itu. Akhirnya terjadi ketimpangan luar biasa," papar Huda.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top