Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Ekonomi

RI Butuh Upaya Ekstra untuk Capai Visi 2045

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indonesia bisa kesulitan merealisasikan Visi 2045 yaitu menjadi negara berpendapatan tinggi jika tak mampu memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, ekonomi Indonesia harus mampu tumbuh 6 persen untuk dapat mencapai visi tersebut.

"Harus ada lompatan-lompatan karena kalau kita mau mencapai Visi 2045 tidak bisa lagi sekitar 5 persen pertumbuhan ekonominya. Harus sekitar 6 persen per tahun rata-rata," kata Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/ Bappenas, Medrilzam, dalam Media Briefing: Measuring The Progress of Low Carbon and Green Economy di Jakarta, Selasa (9/8).

Medril menuturkan pertumbuhan 5 persen per tahun tidak akan mampu mengejar target Visi 2045 mengingat pandemi Covid-19 telah memundurkan berbagai pembangunan dan pencapaian pemerintah. Karena itu, diperlukan adanya transformasi ekonomi melalui pergeseran struktur dari sektor kurang produktif ke sektor lebih produktif yakni industrialisasi serta pergeseran produktivitas antarsektor.

Beberapa strategi transformasi ekonomi yang dapat dilakukan untuk mencapai pertumbuhan 6 persen per tahun adalah membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing dan meningkatkan produktivitas sektor ekonomi. Kemudian implementasi ekonomi hijau, transformasi digital, integrasi ekonomi domestik serta pemindahan Ibu Kota Negara (IKN).

Medril menjelaskan model pembangunan ekonomi hijau dinilai menunjang pembangunan berkelanjutan dengan fokus pada investasi, kapital dan infrastruktur serta lapangan kerja dan keterampilan. "Ini untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan," tegasnya.

Gagasan Ideal

Visi Indonesia 2045 atau Wawasan Indonesia 2045 adalah gagasan ideal bagi Indonesia untuk menjadi negara berdaulat, maju adil dan makmur pada dirgahayu ke-100 yang jatuh pada 2045. Visi tersebut dirumuskan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia dan diluncurkan oleh Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo pada 9 Mei 2019.

Sayangnya, tren pertumbuhan ekonomi nasional tak sesuai dengan desain awal atau selalu di bawah enam persen. Sebagai catatan, pada 2021, perekonomian tumbuh 3,69 persen setelah terkontraksi 2,07 persen pada 2020 akibat dampak pandemi Covid-19.

Meski demikian, capaian pertumbuhan ekonomi pra pandemi belum mampu sentuh level enam persen dan hanya sebesar 5,02 persen. Bahkan, tahun ini, angka pertumbuhan ekonomi masih di bawah enam persen. Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan memproyeksi ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 5-5,4 persen pada 2022.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top