Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pusat Kebudayaan l Anies Serahkan Pengelolaan Taman Ismail Marzuki ke Jakpro

Revitalisasi TIM Dimulai

Foto : KORAN JAKARTA/M FACHRI

BERTARAF INTERNASIONAL l Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Budayawan Salim Said dan Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Daryoto melakukan Peletakan Batu Pertama Proyek Revitalisasi Pusat Kesenian Jakarta - Taman Ismail Marzuki (PKJ TIM) di Jakarta, Rabu (3/7). Revitalisasi PKJ TIM untuk meningkatkan dan memutakhirkan kawasan menjadi sentra kegiatan kesenian dan kebudayaan bertaraf internasional.

A   A   A   Pengaturan Font

Kawasan TIM diharapkan bisa mendapatkan pemasukan untuk pengembangan wisata dan budaya di tempat itu.

JAKARTA - Revitalisasi Pusat Kesenian Jakarta - Taman Ismail Marzuki (PKJ TIM), Jakarta Pusat, dimulai. Kawasan TIM ini akan menjadi sentra kegiatan kesenian dan kebudayaan bertaraf internasional.

"Kita harap, bukan gedungnya yang memesona, tapi karya-karya yang ditampilkan di gedung ini memesona. Karya-karyanya bisa menginspirasi, tidak hanya skala nasional tapi internasional. Kita ingin memastikan, sebuah kota bukan kumpulan bangunan saja, tapi tempat interaksi antarmanusia, tempat masyarakat berkumpul," ujar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, usai groundbreaking Pusat Kesenian Jakarta-Taman Ismail Marzuki, di Jakarta, Rabu (3/7).

Visi revitalisasi adalah melahirkan kembali PKJ TIM dengan pengembangan Laboratorium Seni, Etalase Seni, dan Baromater Seni yang dapat menjadi bagian perjalanan wisata seni budaya. Konsep yang dibangun adalah keberpihakan terhadap pemajuan kesenian Jakarta. Revitalisasi ini merupakan pelaksanaan Pergub No.68/2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan Strategis Daerah dan Kepgub No.1042/2018 tentang Daftar Kegiatan Strategis Daerah.

"PKJ TIM diproyeksikan melahirkan seniman-seniman besar Indonesia dengan tetap melestarikan fungsi dasarnya sebagai taman warga kota," ungkap Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda), Dwi Wahyu Daryoto.

Revitalisasi PKJ - TIM memerlukan dana 1,8 Triliun rupiah. Sumber dana dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) DKI Jakarta tahun 2019 sebesar 200 miliar rupiah. Diharapkan, revitalisasi dapat rampung pada medio 2021, dan soft opening dapat dilakukan pada Agustus 2021.

Pembangunan tahap 1 meliputi bangunan Masjid Amir Hamzah berlokasi di area Plaza Graha Bhakti Budaya, Gedung Parkir Taman dan Pos Damkar (Juli-Desember 2019). Pararel, Gedung Perpustakaan dan Wisma TIM (Juli 2019-Desember 2020) di area eks kantor DPP angkatan 66 ARH hingga jajaran kantin. Basic design tahap 1 telah selesai dan sudah melewati proses tender untuk pemilihan kontraktor rancang bangun.

"Dengan revitalisasi, hadir wajah baru Jakarta dengan multibenefit kualitatif, dari mulai prestasi, edukasi, hingga rekreasi," tutup Dwi.

Pertimbangan Bisnis

Anies Baswedan menugaskan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk mengelola kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM).

Menurutnya, pengelolaan TIM yang diserahkan ke Jakpro itu dengan alasan biaya. Nantinya, Jakpro akan mengembangkan kawasan TIM sesuai prospek bisnis di tempat itu yang dikajinya. Namun, Jakpro juga bertugas untuk membangun kawasan itu sesuai rencana pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.

"Supaya dia bisa mengelola dengan skema bisnis tapi ada unsur pembangunannya. Kalau ini dihitung bisnis, kembalinya lama. Karena itu, kalau private sector mengerjakan, itu akan berat. Karena bayangkan, kembalinya baru setelah 23 tahun. Karena itulah negara (yang mengerjakan), kata Anies.

Anies menjelaskan, kehadiran Jakpro untuk mengelola TIM merupakan kepanjangan tangan negara yang bisa mengomersialkan kawasan TIM. Ke depan, kawasan TIM diharapkan bisa mendapatkan pemasukan untuk pengembangan wisata dan budaya di tempat itu.

"Di situ dia bisa menerima pemasukan, mengelola penerimaan, mengelola pengeluaran. Nah kalau ini SKPD saja, ya menerima pemasukan, ya semata-mata sebagai cost center. Padahal kita tidak ingin ini hanya cost center. Karena kalau cost center biaya per tahunnya mahal sekali. Itulah sebabnya kenapa kita menggunakan skema BUMD," tegasnya. pin/Ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan, Antara

Komentar

Komentar
()

Top