Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Restorasi Lahan Sangat Mendesak

A   A   A   Pengaturan Font

Karbon tanah merupakan salah satu indikator penting kesuburan atau kualitas tanah. Unsur ini berperan dalam menentukan sifat fisik, kimia, maupun biologi tanah. Maka, untuk menjaga tanah dari ancaman degradasi, maka karbon yang tersimpan dalam tanah harus dipelihara dan dipertahankan seoptimal mungkin.

Pada era perubahan iklim, cadangan karbon tanah mempunyai arti semakin penting. Sebab dapat berperan dalam menambat (sekuestrasi) dan menyimpan karbon dalam jumlah besar. Secara global, cadangan karbon tanah diperkirakan hampir tiga kali lipat cadangan karbon dalam biomassa dan sekitar dua kali lipat cadangan karbon di atmosfir.

Direktur Pusat Penanganan Karbon Ohio State University, Rattan Lal, mengatakan, "Tanah untuk budidaya tanaman di dunia telah kehilangan antara 50 dan 70 persen dari stok karbon aslinya. Sebagian besar telah teroksidasi setelah terpapar udara menjadi karbon dioksida atau CO2," ujarnya seperti dilansir Yale Enviroment 360.

Berbekal pengetahuan yang berkembang pesat tentang penyerapan karbon di tanah, para peneliti mempelajari program restorasi lahan di tempat-tempat seperti bekas padang rumput Amerika Utara, Dataran Tiongkok Utara, dan bahkan bagian dalam Australia yang kering. Restorasi ini, kata Rattan Lal, dapat membantu mengembalikan karbon ke dalam tanah.

Tanpa karbon dan mikroba kritis, tanah hanya menjadi kotoran. Banyak ilmuwan mengatakan bahwa praktik pertanian regeneratif dapat memutar balik jam karbon, mengurangi CO2 di atmosfer, sekaligus meningkatkan produktivitas tanah dan menambah ketahanan terhadap banjir serta kekeringan.

"Teknik regeneratif seperti itu termasuk menanam ladang sepanjang tahun pada tanaman atau tutupan lainnya. Kemudian, agroforestri yang menggabungkan tanaman, pohon, dan peternakan," ujar Lal.

Mengurangi emisi dengan melakukan penyerapan karbon ke tanah perlu dilakukan. Prioritas utama adalah memulihkan lahan yang terdegradasi dan terkikis. Kemudian, menghindari deforestasi dan pertanian lahan gambut, yang merupakan reservoir utama karbon meski mudah terurai setelah drainase dan penanaman.

Dia menambahkan, mengembalikan karbon ke tanah harus dilakukan tidak hanya untuk mengimbangi bahan bakar fosil, tetapi juga guna memberi makan penduduk global yang terus bertambah. "Kita tidak bisa memberi makan orang andai tanah rusak," lanjut Lal.

Karbon dalam tanah selain direstorasi juga perlu dikonservasi. Sebab andai tidak dilakukan akan terlepas ke udara dan berpotensi menjadi sumber emisi gas rumah kaca. Karbon yang terlepar ke atmosfer berkontribusi terhadap peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfier. Hal ini selanjutnya berdampak terhadap laju perubahan iklim.

Oleh karena itu, sebagai tindakan mitigasi terhadap perubahan iklim, konservasi dan peningkatan cadangan karbon dalam tanah merupakan salah satu opsi yang perlu diprioritaskan. Sebab faktor manajemen sangat menentukan tingkat cadangan karbon tanah. hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top