Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aksi Korporasi - Selain Vietnam, The Duck King Akan Buka di Kamboja dan Myanmar

Restoran The Duck King Incar Dana IPO Rp787,41 Miliar

Foto : Koran Jakarta/M. Fachri

PENAWARAN UMUM - Dirut PT Jaya Bersama Indo Tbk, Limpa Itsin Bachtiar (tengah) b bersama (dari kiri) : Direktur Ibin Backtiar, Preskom Itek Bachtiar, Direktur Lin Manuhutu, dan Direktur Tio Dewi usai penawaran umum perdana saham perseroan di Jakarta, Rabu (16/5). Pengelola jaringan restoran masakan Tiongkok, The Duck King Group itu akan melepas sebanyak-banyaknya 403,8 juta saham atau setara dengan 34,40 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Jaya Bersama Indo Tbk (JBI) siap melantai di Bursa melalui penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 403,8 juta saham atau setara dengan 34,40 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Dengan demikian, perusahaan pengelola jaringan restoran makanan khas Tiongkok, yaitu The Duck King, Fook Yew, dan Panda Bowl, serta tujuh submerek dari The Duck King tersebut mengincar dana segar IPO sebesar 625,89-787,41 miliar rupiah. Direktur CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, I Wayan Gemuh Kertaraharja, mengatakan valuasi harga IPO Perseroan mencerminkan price earning ratio (PER) sebanyak 15-19 kali.

"Harga IPO Perseroan ditawarkan sebesar 1.550-1.950 rupiah," ungkap dia, di Jakarta, Rabu (16/5). JBI menunjuk dua penjamin pelaksana emisi efek (Joint Lead Underwriters atau JLU), yaitu PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia dan PT Danareksa Sekuritas. Masa penawaran awal (bookbuilding) akan berlangsung pada 16-23 Mei 2018.

Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan pada 31 Mei 2018. Adapun penawaran umum akan dilaksanakan pada 4-5 Juni 2018 dan pencatatan perdana saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juni 2018. Chief Financial Officer Jaya Bersama Indo, Dewi Tio, memaparkan dana hasil IPO sekitar 80 persen akan digunakan untuk ekspansi bisnis.

Sisanya, sekitar 20 persen untuk modal kerja. Perseroan berencana membuka gerai baru dan merenovasi gerai yang ada. Guna memuluskan ekspansi bisnis, Perseroan akan mengembangkan usahanya di lokal dan luar negeri dengan penambahan outlet. Total kebutuhan dana untuk ekspansi dalam kurun waktu tiga tahun ke depan sebesar 670 miliar rupiah dengan penambahan 11 outlet di tahun ini, 18 outlet di tahun depan, dan 19 outlet di tahun berikutnya.

"Jadi, kalau ditotal dalam tiga tahun itu untuk pembukaan outlet kurang lebih membutuhkan dana sekitar 670 miliar rupiah," jelas dia. Pada tahun ini, Perseroan memperkirakan untuk pendapatan minimal bisa meningkat 30 persen dibandingkan 2017. Adapun pendapatan Perseroan pada 2017 berhasil dibukukan sebesar 538 miliar rupiah.

Perseroan juga siap mengoperasikan lima outlet baru yakni di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi, serta Makassar (Sulawesi Selatan) pada September atau Oktober 2018. Sementara untuk di luar negeri, restoran yang telah beroperasi selama 15 tahun itu akan buka satu outlet baru di Saigon, Vietnam.

Ekspansi Bisnis

Direktur Utama Jaya Bersama Indo, Limpa Itsin Bachtiar, menambahkan, selain Vietnam, pihaknya juga akan berekspansi ke Kamboja dan Myanmar. "Kami memfokuskan ekspansi bisnis ke negara-negara di kawasan Indochina," ujarnya. Selain itu, Limpa menambahkan Perseroan juga akan mengakuisisi gedung (building) yang berada di Bali dan Jakarta.

"Kami tetap optimis F&B akan tetap growing. Apalagi demam terhadap konsumsi masih baik dan kami yakin itu, sebab yang turun itu hanya di ritel dan di fnb tidak turun. Apalagi untuk makanan bebek kami masih berada di top five dan 10-20 persen penjualan dari menu bebek," pungkasnya. Pada 2017, Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar 538 miliar rupiah atau meningkat 23,4 persen, dibandingkan 2016 yang sebesar 436 miliar rupiah.

Adapun EBITDA naik 118,2 persen menjadi 134 miliar rupiah dari 62 miliar rupiah. Margin EBITDA mencapai 24,9 persen. Sedangkan net margin tahun 2017 sebesar 13,5 persen, dengan perolehan laba bersih sebesar 72 miliar rupiah. Sementara itu, total aset hingga 2017 senilai 529 miliar rupiah meningkat 18,3 persen, dibandingkan 2016 sebesar 447 miliar rupiah.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top