Rencana Pembuangan Limbah Nuklir Jepang Berdampak Buruk
Para aktivis berkumpul di Seoul untuk memprotes rencana pelepasan air dari pembangkit nuklir Fukushima Dai-Ichi di Jepang, beberapa waktu lalu.
Foto: ANTHONY WALLACE / AFPKUALA LUMPUR - Pengamat dari Malaysian Chinese Association (MCA), Neow Choo Seong, menilai rencana Jepang membuang air limbah radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak ke laut, dapat menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima
"Pembuangan air yang terkontaminasi akan berdampak buruk terhadap berbagai wilayah di Pasifik, termasuk negara-negara anggota Asean yang bergantung pada perikanan untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor," kata Wakil Ketua Biro Komunikasi dan Diplomasi Internasional MCA, Neow Choo Seong.
Seperti dikutip dari Antara, Neow menjelaskan kontaminasi di sektor perikanan akan sangat berbahaya, tidak hanya berkaitan dengan kerugian yang ditimbulkannya pada kesehatan manusia akibat eksposur, terutama melalui makanan laut yang terkontaminasi logam berat.
Namun hal itu, menurut dia, akan merugikan kawasan secara ekonomi karena wisatawan akan menjauh akibat persepsi negatif dan risiko nyata, sementara ekspor makanan laut akan terhenti.
"Tidak ada batasan dalam pergerakan arus laut dan biota laut pun terus bermigrasi, air limbah radioaktif ini dapat menyebar ke negara-negara tetangga dan perairan laut yang lebih luas di seluruh kawasan, termasuk negara-negara pengekspor makanan laut utama global, seperti Tiongkok, Vietnam, dan Thailand," ujarnya.
Ancam Kesehatan Warga
Karena itu, dia menilai limbah tersebut pasti akan mencemari kehidupan laut dan rantai makanan, serta menimbulkan ancaman jangka panjang bagi kesehatan masyarakat di kawasan tersebut.
Neow menyarankan agar Malaysia menggunakan suara dan pengaruhnya di Asean serta platform multilateral lainnya seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengangkat masalah tersebut.
Menurut dia, Malaysia perlu menjelaskan kepada Jepang bahwa banyak negara menentang langkah sepihaknya dan kurangnya transparansi seputar isu tersebut.
"Kurangnya transparansi terkait keputusan sepihak ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat internasional dan reaksi keras dari negara-negara tetangga, organisasi internasional, masyarakat sipil, serta komunitas nelayan di kawasan ini," ujarnya.
Menurut dia, Malaysia sebagai salah satu anggota pendiri Asean, dapat memainkan peran utama melalui platform regional itu dan platform multilateral lainnya seperti PBB untuk menyuarakan kekhawatiran.
"Dan mendesak Jepang agar tidak melanjutkan rencananya, sampai rencana itu terbukti aman dari segi lingkungan dan ilmiah," katanya.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hasil Survei SMRC Tunjukkan Elektabilitas Pramono-Rano Karno Melejit dan Sudah Menyalip RK-Suswono
- 2 Kasad: Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Papua Melalui Air Bersih dan Energi Ramah Lingkungan
- 3 Cagub DKI Pramono Targetkan Raih Suara di Atas 50 Persen di Jaksel saat Pilkada
- 4 Pelaku Pembobol Ruang Guru SMKN 12 Jakut Diburu Polisi
- 5 Panglima TNI Perintahkan Prajurit Berantas Judi “Online”