Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Perlindungan Petani

Rencana Impor Beras saat Musim Panen Bukti Mafia Pangan Masih Mencengkeram

Foto : ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN

SERAPAN GABAH PETANI DARI BULOG I Pekerja menumpuk gabah kiriman dari petani di Gudang Perum Bulog di Kampung Legok, Serang, Banten, Jumat (5/3). Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal menyatakan selama Januari-Februari 2021 pihaknya telah menyerap 35 ribu ton gabah petani dan hingga akhir tahun ditargetkan akan menyerap 1,45 juta ton gabah petani guna melindungi petani supaya harga gabah stabil saat panen dan di tingkat konsumen serta untuk menjaga stok beras nasional

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Rencana pemerintah untuk mengimpor beras di saat mulai memasuki musim panen padi menandakan minimnya perlindungan terhadap petani dan masih kuatnya para mafia mencengkeram tata niaga pangan.

Kebijakan tersebut juga keliru karena dengan mengimpor beras saat musim panen maka harga gabah dan beras dalam negeri bakal jatuh.

Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, di Jakarta, menegaskan impor beras semestinya tidak dilakukan sekarang karena sudah memasuki puncak panen tahunan dengan perkiraan mencapai 8,7 juta ton gabah kering giling (GKG) pada Maret dan 8,59 juta ton GKG pada April 2021.

"Kalau impor beras sekarang ini maka tentu saja akan menghancurkan harga di tingkat petani," kata Tauhid.

Mengacu kebutuhan pada 2020, tahun ini diperkirakan sebanyak 31-32 juta ton dan dengan produksi dalam negeri yang diperkirakan mencapai 30 juta ton ditambah sisa stok beras hingga Desember 2020 sekitar enam juta ton. Dengan demikian, terdapat ketersediaan stok 36 juta ton pada 2021 sehingga masih ada kelebihan antara 4-5 juta ton.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top