Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Rektor UNS: Praktisi Mengajar Bakal Bekali Mahasiswa dengan Kemampuan Baru

Foto : Muhamad Ma'rup

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS), Jamal Wiwoho

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS), Jamal Wiwoho, menilai program Praktisi Mengajar bakal mampu membekali mahasiswa dengan kemampuan baru. Kolaborasi antara teori dosen dan pengalaman praktisi menjadi bekal bagi mahasiswa setelah lulus.

"Bagi perguruan tinggi yang melihat ini sangat bagus. Memadukan teori pengajar di kampus dengan pengajar di luar kampus untuk memberikan sesuatu yang baru bagi DUDI (dunia usaha dan dunia industry)," ujar Jamal, Kepada Koran Jakarta, Rabu (8/6).

Dia berharap, mahasiswa-mahasiswa yang diajar para praktisi lebih tangkas dan siap beradaptasi dengan dunia usaha dan dunia industri. Menurutnya, bisa saja para mahasiswa berkesempatan berpraktik di tempat kerja para praktisi.

"Bahkan, untuk direktur dan pimpinan perusahaan yang mengajar, sejak saat itu bisa saja memilih dan memilah untuk diajak ke kantor magang atau pertimbangan saat perekrutan," jelasnya.

Lebih lanjut, Jamal menyebut, praktisi mengajar di kampus bukan hal baru baik untuk jangka pendek maupun intensif. Hal tersebut juga menjadi salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) yang harus dipenuhi kampus.

Meski begitu, kata Jamal, banyak hal-hal yang mengganjal implementasi program, semisal tidak ada standar dalam implementasi program. Selain itu, honor yang didapat oleh praktisi murni dari kampus.

"Selama ini, implementasi kaum profesional di kampus itu semua di danai kampus. Tidak standar dan memang kecil," jelasnya.

Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia itu memandang, para praktisi sebenarnya senang untuk mengajar di kampus. Dengan adanya program Praktisi Mengajar dari Kemendikbudristek, maka para praktisi akan lebih termotivasi untuk ikut.

"Kalau didanai kementerian nanti lebih positif karena sumber dana dari pemerintah dan standarisasinya ada," terangnya.

Jamal mengingatkan, pasti ada sebagian dosen yang belum siap menerima kolaborasi dengan praktisi. Mereka berpikir ulang mengingat jam mengajarnya bisa saja tidak terpenuhi. "Jadi harus disosialisasikan terus oleh kementerian agar dosen tidak ragu. Kalau sudah diambil praktisi, bisa saja nanti hak dosen atau kewajiban mengajar dia bisa terbengkalai," tandasnya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, RIset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mengungkapkan, anggaran untuk program tersebut sebesar 140 Miliar Rupiah. Adapun untuk honor bagi praktisi menyesuaikan pengalaman kerja, berkisar 900 ribu hingga 1,4 juta rupiah per jam.

"Praktisi dapat mengikuti paket kolaborasi yang diajukan. Pertama kolaborasi pendek, di mana praktisi mengajar 4-10 jam per semester. Praktisi juga dapat memilih kolaborasi intensif. Di mana praktisi akan mengajar 15-41 jam per semester," ucapnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top