Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Instrumen Investasi - Semester II-2017, Kinerja Reksa Dana Bisa Tumbuh 5%

Reksa Dana Masih Prospektif

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kinerja reksa dana pada semester kedua 2017 masih akan mencatatkan pertumbuhan positif. Apalagi hingga akhir tahun ini, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bisa berada di level 6.000 sehingga turut mendorong kinerja reksa dana. "Dari situ seharusnya kinerja reksa dana yang mencerminkan indeks rata-rata, jadi seharusnya masih cukup positif," ungkap Direktur Investa Sarana Mandiri, Hans Kwee, di Jakarta, Senin (3/7).

Menurut dia, kinerja reksa dana pendapatan tetap masih akan cukup positif, meskipun penguatannya agak sedikit terbatas karena sebelumnya mayoritas sudah menguat. Lalu, suku bunga kemungkinan kecil untuk turun. "Serta dana asing yang masih terus masuk atau inflow. Ini yang menjadi sentimen positif," jelas Hans.

Sedangkan di pasar saham, lanjut dia, masih cukup positif karena dampak kenaikan peringkat surat utang pemerintah Indonesia menjadi investment grade, disertai perekonomian yang mulai tumbuh, lalu ekspansi kredit di sektor perbankan akan membawa indeks bisa menembus level 6.000-an. "Sedangkan di pasar uang memang suku bunga tidak akan banyak berubah sehingga bisa memberi dampak positif di sektor tersebut," kata Hans.

Untuk itu, mencermati pertumbuhan indeks yang saat ini sudah di level 5.900 dan apabila di akhir tahun di level 6.000 atau 6.100, maka kemungkinan pertumbuhan kinerja reksa dana di semester kedua bisa di angka 5 persen. Terkait sentimen yang akan memengaruhi kinerja reksa dana di semester kedua, menurut Hans, dari domestik yakni kenaikan peringkat utang Indonesia, data ekonomi cukup bagus, aliran dana asing yang masih akan terus masuk, dan pembangunan infrastruktur menjadi beberapa katalis positif untuk Indonesia.

Sedangkan sentimen negatifnya, orang akan berhati-hati dengan kenaikan Fed Fund Rate (FFR). Selain itu, bank sentral Amerika Serikat, The Fed, juga berencana menurunkan jumlah kepemilikan atas surat berharga di buku neraca mereka. Ini bisa menyebabkan likuiditas dollar AS terganggu dan menyebabkan pelemahan nilai tukar.

"Sementara itu, di dalam negeri bisa mencermati bagaimana penerimaan pemerintah dan bagaimana pemerintah mengatur anggaran agar defisitnya tidak melebar. Lalu pemotongan anggaran infrastruktur," papar Hans. Menurut dia, masalah kenaikan bunga The Fed dan kebijakan pengurangan neraca The Fed cukup penting bagi pasar Indonesia. Faktor lain, tentunya bagaimana pemerintah mengelola anggaran.

"Itu faktor yang cukup berpengaruh ke kita sampai akhir tahun. Kalau yang lainnya cukup positif seperti pemerintah akan me-maintance inflasi di level 4 persen, apalagi tahun ini harga bahan bakar minyak (BBM) tidak akan dinaikkan sehingga inflasinya terkendali," ujar Hans. Sektor-sektor saham yang akan menopang kinerja positif reksa dana antara lain sektor perbankan, konstruksi, dan infrastruktur.

Kinerja Semester I

Analis Infovesta Utama, Viliawati, menuturkan seluruh indeks reksa dana mencatatkan kinerja positif selama semester pertama 2017. Kinerja terbaik dicatatkan oleh indeks reksa dana saham yang menguat 5,85 persen. Disusul oleh indeks reksa dana pendapatan tetap dan indeks reksa dana campuran yang tak terpaut jauh yaitu masing- masing sebesar 5,69 persen dan 5,62 persen.

Sementara itu, indeks reksa pasar uang yang berada di posisi terakhir, naik 2,26 persen sejak awal tahun. "Menguatnya indeks reksa dana tak terlepas dari kinerja underlying asset-nya yang juga positif," jelas dia. Selama periode tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan sebesar 10,06 persen. Sementara itu, lanjut Viliawati, Infovesta Government Bond Index dan Infovesta Corporate Index naik sebesar 6,07 persen dan 3,90 persen.

Dibandingkan dengan indeks acuannya, tampak hanya indeks reksa dana pendapatan tetap yang mampu berkinerja lebih unggul. "Porsi penempatan portofolio yang lebih besar pada obligasi pemerintah diduga menjadi penopang lebih unggulnya kinerja indeks reksa dana tersebut," ujar dia. Adapun seluruh indeks reksa dana ditutup menguat pada pekan terakhir Juni lalu.

Pada pekan lalu, kenaikan mingguan tertinggi dicatatkan oleh indeks reksa dana saham yang menguat 1,60 persen, diikuti oleh indeks reksa dana campuran yang menguat 0,71 persen. Kenaikan kedua indeks reksa dana ini ditopang oleh bursa saham yang juga menguat selama seminggu terakhir.

"Sementara itu, indeks reksa dana pendapatan tetap tercatat hampir tidak mengalami perubahan dari posisi akhir pekan sebelumnya akibat pasar obligasi yang hanya menguat tipis selama sepekan," tukas Viliawati.

yni/WP

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top