Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemilu Legislatif | Sejumlah Mantan Menteri dan Nama Caleg Populer Gagal ke Senayan

Rekam Jejak Pengaruhi Pemilih

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Real Count Komisi Pemilihan Umum (KPU) sedang dalam rekapitulasi perhitungan surat suara. Kendati demikian, berdasarkan hasil hitung cepat atau quick qount dari berbagai lembaga survei, terdapat 9 partai politik yang melenggang ke Senayan. Berdasarkan data tersebut, diperkirakan beberapa Calon Legislatif (Caleg) ternama diprediksi tidak mendapatkan kursi parlemen, mulai dari artis sampai mantan menteri.

Nama-nama tersebut seperti Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Imam Nahrowi yang juga Menteri Pemuda dan Olahraga di Kabinet Jokowi. Berlaga di Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta I, Imam diperkirakan tidak dapat bersaing dengan Politikus PKS Mardani Ali Sera dan Politikus PAN Eko Patrio. Politikus PPP yang juga Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin.

Bertarung di Dapil Jawa Barat VI yang merupakan sarang "PKS" dan oposisi, diprediksi juga tidak akan mendapatkan kursi. Hal senada juga dialami Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri yang satu Dapil dengan Lukman, kemungkinan lolos ke parlemen sangat kecil.

Selain itu, ada juga nama Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, yang diprediksi tidak lolos mewakili Dapil Bengkulu. Belum lagi, tiga mantan bupati yang bertarung di Dapil Jawa Tengah IV. Ketiga nama tersebut yakni Mantan Bupati Sragen dari Partai Golkar, Agus Fatchur Rahman, dan dua Mantan Bupati Wonogiri, Begug Purnomosidi dari Partai Berkarya dan Danar Rahmanto dari PDI-P.

Sementara, dua Caleg petahana dari PDI-P, Maruarar Sirait dan Budiman Sudjatmiko, juga kemungkinan besar tidak merasakan kursi parlemen lagi. Maruarar diprediksi tidak dapat menyaingi nama populer lainnya di Dapil Jawa Barat III seperti Ahmad Riza Patria dari Partai Gerindra dan Eddy Soeparno dari PAN.

Sedangkan Budiman tumbang di Dapil Jawa Timur VII melawan Edhi Baskoro Yudhoyono dari Demokrat dan Johan Budi SP dari PDI-P. Politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahean juga tidak mulus, karena kalah bersaing dengan politikus kawakan di Dapil Jawa Barat V seperti Fadli Zon dari Gerindra dan Adian Napitupulu dari PDI-P.

Beberapa caleg lainnya yang berpotensi gagal, walaupun sering tampil di media nasional selama Pemilu 2019 adalah politikus Demokrat, Jansen Sitindaon di Dapil Sumatera Utara III, Tsamara Amany dari PSI di Dapil DKI Jakarta II, dan Faldo Maldini dari PAN di Dapil Jawa Barat V. Begitu juga artis Choky Sitohang dari Partai Perindo dan Giring Ganesha dari PSI, keduanya berlaga di Dapil Jawa Barat I, yang dipastikan tidak lolos karena partainya tidak memenuhi ambang batas parlemen.

Faktor Keterpilihan

Peneliti Bidang Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Aisyah Putri Budiarti, mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keterpilihan Caleg di masyarakat. Pertama, masalah rekam jejak. Aisyah menjelaskan saat ini pemilih banyak belajar dan mulai menyadari pentingnya rekam jejak Caleg dan juga partai politiknya.

"Faktor kedua, aturan parliamentary threshold (PT) 4 persen. Banyak nama populer, terutama artis, diusung oleh partai-partai baru yang akhirnya kandas karena tidak lolos PT," ujar Aisyah saat dihubungi Koran Jakarta, Kamis (2/5).

Aisyah melanjutkan, faktor ketiga adalah penempatan Dapil yang tidak tepat. Meskipun elite partai memiliki pengaruh yang kuat dalam penempatan Caleg pada Dapil, namun penempatan tersebut seringkali tidak tepat dan bahkan merugikan Caleg.

Misalnya, Menteri Desa dan PDTT , Eko Sandjojo yang bertarung di Dapil Bengkulu. Padahal, kata dia, Politikus PKB tersebut tidak memiliki basis disana, dan partainya pun tidak kuat di Bengkulu. tri/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top