Reisa: ASI dan Imunisasi Saling Melengkapi
Foto: ANTARA/Indra AriefDokter sekaligus pemerhati kesehatan Reisa Broto Asmoro menyebutkan air susu ibu (ASI) dan imunisasi adalah dua hal yang tidak bisa saling menggantikan, karena kedua hal tersebut merupakan penguat satu sama lain.
"Tidak tepat anggapan bahwa ASI saja cukup. ASI ini penting, tetapi ASI dan imunisasi saling menunjang, tidak bisa saling menggantikan," kata dia dalam diskusi tentang ASI dan imunisasi yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (9/1).
Reisa menjelaskan keduanya tidak bisa saling menggantikan, karena ASI memberikan perlindungan secara umum, sedangkan imunisasi memberikan perlindungan secara khusus terhadap penyakit atau masalah kesehatan tertentu.
"Makanya ada berbagai jenis vaksin, karena per penyakit vaksinnya satu. Tidak bisa digantikan dengan sesuatu yang sifatnya general," kata dia.
Reisa pun mengungkapkan vaksin bekerja secara spesifik untuk melindungi penyakit tertentu, dengan cara merangsang tubuh untuk menciptakan antibodi khusus yang dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap penyakit tertentu.
Menurut dia, imunisasi pada anak dapat membantu anak untuk lebih kebal terhadap penyakit tertentu, yang dapat mempengaruhi status kesehatan hingga produktivitas baik bagi anak maupun keluarganya.
"Keduanya harus dilengkapi. ASI bagus sekali, terutama ASI eksklusif untuk anak, tetapi imunisasi juga memberikan perlindungan lebih baik lagi untuk penyakit spesifik berbahaya," ujar Reisa.
Sebelumnya, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Prima Yosephine, menyebutkan imunisasi rutin lengkap kepada anak merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencegah anak dari kematian dan kesakitan yang diakibatkan oleh infeksi virus.
Pemerintah sejauh ini telah menyediakan 14 jenis antigen imunisasi gratis untuk berbagai macam penyakit untuk dimanfaatkan masyarakat, di antaranya pneumonia yang dapat dicegah dengan imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine), diare dengan imunisasi RV (Rotavirus), dan kanker leher rahim yang dapat dicegah melalui imunisasi HPV.
"Kenapa kita harus repot menambah jenis vaksin? Tadinya 11 antigen sekarang 14 antigen imunisasi nasional. Salah satunya karena kita tahu sebagian besar kematian bayi dan balita kita disebabkan pneumonia dan diare yang seharusnya bisa dicegah dengan vaksin," tutur Prima Yosephine. Ant/I-1
Berita Trending
- 1 Batas Baru Bunga Harian Pinjaman Online Mulai Diberlakukan, Catat Perubahannya
- 2 Kalah di Beberapa Daerah pada Pilkada 2024, Golkar Akan Evaluasi Kinerja Partai
- 3 Catat! Ini Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina yang Resmi Naik per 1 Januari 2025
- 4 Antisipasi Penyimpangan, Kemenag dan KPAI Perkuat Kerja Sama Pencegahan Kekerasan Seksual
- 5 Ini Pangkostrad yang Baru
Berita Terkini
- Bendungan Jlantah Harus Tersambung dengan Daerah Irigasi
- Membuat Geger Warga, Karyawan Warung Padang Jadi Korban Amukan Pemuda di Sleman
- Seorang Pendaki Tewas di Gunung Dempo, Diduga Akibat Hipotermia
- Kepanikan Pecah Saat Balon Meledak di Bundaran HI pada Malam Tahun Baru 2025
- Inter ke Final Supercoppa Italiana