Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Regina Art Monologue Project Sampaikan Pesan Perdamaian dari Paris

Foto : istimewa

Adegan "Besok atau Tidak Sama Sekali" yang diperankan Wawan Sofwan menampilkan perjuangan batin Soekarno sesaat sebelum proklamasi kemerdekaan. Regina Art Monologue Project menggelar dua monolog di 5 kota Eropa yaitu Berlin, Gothenburg, Oslo, Den Haag, dan Paris.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Regina Art Monologue Project sampaikan pesan perdamaian melalui pementasan dua monolog yaitu "Cotton Candy" dan "Besok atau Tidak Sama Sekali" dari Paris yang relevan dengan situasi global saat ini. "Cotton Candy" diperankan Joane Win berkisah tentang perjuangan korban kekerasan seksual dalam mengatasi trauamanya, sementara "Besok atau Tidak Sama Sekali" yang diperankan Wawan Sofwan menampilkan perjuangan batin Soekarno sesaat sebelum proklamasi kemerdekaan.

"Pementasan dua monolog ini mengusung tema perjuangan yang sama yaitu mendapatkan keadilan, kemerdekaan dan penghargaan terhadap martabat manusia," ujar sutradara dan pemain dalam Regina Art Monologue Project, Wawan Sofwan, dalam keterangannya usai pentas di Paris, Kamis (9/11).

Wawan mencontohkan, pesan perdamaian terdapat dalam salah satu kutipan monolog "Besok atau Tidak Sama Sekali". Kutipan tersebut mengajak untuk menghentikan perang sebab peran hanya menyebabkan penderitaan terutama bagi perempuan dan anak-anak sebagai kelompok rentan.

"Dalam situasi dunia saat ini, kami mengajak untuk menemukan kembali arti kehidupan dan perdamaian melalui karakter dalam dua monolog tersebut," jelasnya.

Sebagai informasi, Regina Art Monologue Project menggelar dua monolog di 5 kota Eropa yaitu Berlin, Gothenburg, Oslo, Den Haag, dan Paris. Selain mempromosikan seni teater, hal tersebut bisa menambah citra positif Indonesia.

Joane Win selaku produser Regina Art Monologue Project, mengatakan, perdamaian dan keamanan global dapat terwujud dengan komitmen serta kontribusi semua pihak. Dia berharap, dua monolog Indonesia yang dipentaskan di 5 kota di eropa dapat menjadi salah satu kontribusi dari seniman Indonesia untuk membangun kesadaran bersama tentang perdamaian.

"Bahwa sebagai manusia yang berbudaya dan berakal budi, kita harus mengutamakan kemanusiaan diatas segalanya," katanya.

Aksi panggung kedua aktor dalam bermonolog mendapat apresiasi dari para penonton yang hadir. Salah satunya dari legenda teater dari Bandung Jim Adhi Limas yang sempat mengalami pendudukan Jepang.

"Saat melihat Wawan Sofwan bermonolog saya sempat terharu karena seperti menyaksikan kembali Proklamasi Kemerdekaan oleh Bung Karno dan Bung Hatta" tutur Jim yang kini bermukim di Paris," ucapnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top