Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Modernisasi Sistem

Regenerasi Petani Mendesak demi Ketahanan Pangan Indonesia

Foto : ISTIMEWA

ESTHER SRI ASTUTI Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undip Semarang - Masalahnya petani tidak mau anaknya menjadi petani dengan alasan hidupnya miskin, panas, kotor tidak seperti pekerja kantoran.

A   A   A   Pengaturan Font

Azizah mengungkapkan data Badan Pusat Statistik 2018 yang menyebut bahwa mayoritas petani Indonesia berusia 45 tahun ke atas. Saat ini hanya sekitar 8 persen dari petani di Indonesia yang berusia di bawah 40 tahun.

Selain itu, data itu menyebutkan bahwa petani juga masih didominasi oleh pekerja yang berpendidikan rendah. Terdapat sekitar 66,42 persen tenaga kerja di sektor pertanian yang tidak tamat SD atau bahkan yang tidak sekolah. Sementara sekitar 16,13 persennya hanya berpendidikan sampai tingkat SMP.

Tidak Menarik

Dihubungi terpisah, Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esther Sri Astuti, sepakat dengan penilaian CIPS. Menurut Esther, masalahnya petani tidak mau anaknya menjadi petani dengan alasan hidupnya miskin, panas, kotor tidak seperti pekerja kantoran atau karyawan pabrik yang punya gaji tetap dan lebih sejahtera serta mapan dibanding petani.

Sebagai contoh, upah pekerja sektor pertanian masih relatif kecil dibandingkan sektor lain, hanya sekitar 52.000 rupiah per hari. "Ini kan sangat kecil. Maka, saya tidak heran kalau misalnya anak petani tidak mau jadi petani karena memang upah yang diperoleh relatif sangat kecil. Ini akan ada problem untuk regenerasi SDM di bidang pertanian," tegasnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Redaktur Pelaksana
Penulis : Antara, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top