Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Rawan Koreksi Lanjutan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan tren negatif, hari ini (25/7). Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi sejunlah faktor, seperti fluktuasi harga komoditas dan nilai tukar rupiah serta sikap investor menanti rilis data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS).

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Kamis (25/7), masih rawan koreksi dengan support 7.238 dan resistance 7.293.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (24/7) sore, ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup melemah 51,10 poin atau 0,70 persen ke posisi 7.262,75, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 6,09 poin atau 0,66 persen ke posisi 917,17.

"Sentimen eksternal dan internal memicu pergerakan IHSG berada di zona merah. Dari eksternal, bursa regional Asia bergerak melemah, pasar tampaknya fokus menilai data manufaktur Jepang dan Australia yang mengalami kontraksi," sebut Tim Riset PIlarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Dari Jepang, Jibun Bank Japan Manufacturing merosot ke level 49,2, setelah sebelumnya berada di level 50,0 pada Juni 2024, sedangkan manufaktur Australia mengalami kenaikan tipis dari sebelumnya 47,2 menjadi 47,4, namun sayangnya level ini masih berada di zona kontraksi.

Pasar menilai hal tersebut akibat dari output dan pesanan baru yang turun serta kondisi bisnis yang belum pulih sehingga terjadi perlambatan perekonomian.

Dari AS, pasar juga menantikan akhir drama calon presiden dari partai Demokrat pasca Joe Biden menyatakan mundur dari pencalonan. Pasar terus mengikuti perkembangan siapa yang akan menjadi lawan calon presiden Donald Trump pada pilpres (pemilihan presiden) pada November tahun ini.

Dari dalam negeri, utang jatuh tempo pemerintahan RI pada 2025 akan meningkat, berdasarkan data Kementerian Keuangan yang mencatatkan, utang jatuh tempo pemerintah Indonesia pada 2025 mencapai 800 triliun rupiah, atau meningkat dari tahun ini yang sebesar 434,29 triliun rupiah.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top