Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemborosan Ekonomi | Limbah Pangan di Indonesia Capai 184 Kg Per Orang Per Tahun

Rantai Pasokan Makanan Tak Efisien

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Jumlah bahan pangan yang berkurang karena proses produksi atau food loss serta makanan konsumsi yang terbuang alias food waste di Indonesia masih tinggi sehingga berdampak pada pemborosan ekonomi dan ancaman terhadap lingkungan. Karena itu, diperlukan perbaikan sektor pangan dari sisi hulu hingga hilir.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/ Bappenas) menyebutkan food loss dan food waste di Indonesia bisa mencapai 184 kg per orang dalam setahun. Angka tersebut hasil kajian tim yang dibentuk Kementerian PPN/Bappenas bersama para pakar di bidang pangan. Hasil tersebut mengoreksi jumlah food waste Indonesia yang disebut oleh Economist Intelegence Unit sebanyak 300 kg per orang per tahun.

"Mulai dari beras ditanam sampai ke piring kita, totalnya (food loss dan food waste) semua 184 kg per orang per tahun," kata Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/ Bappenas, Medrilzam, dalam webinar mengenai food waste dipantau di Jakarta, Selasa (12/10).

Namun, Medrilzam menyatakan jumlah food loss dan food waste sebesar 184 kg per orang per tahun tetap saja jumlah yang besar dan sangat tidak efisien serta merugikan jika dilihat dari sisi ekonomi. Jumlah tersebut senilai 4-5 persen produk domestik bruto (PDB) nasional atau setara memberi makan 61-125 juta orang.

Jika dikaitkan dengan emisi gas rumah kaca (GRK), makanan yang terbuang tersebut bisa menghasilkan 1,73 giga ton CO2 secara akumulasi, atau rata-rata 7 persen dari total emisi GRK Indonesia dalam setahun.

Medrilzam mengungkapkan hasil kajian yang menyebutkan jumlah food loss pada 2019 lebih sedikit dibandingkan pada 2000. Menurutnya, penurunan itu disebabkan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam sistem produksi pangan sehingga hasil produksi semakin efisien. Kendati demikian, jumlah food waste saat proses distribusi hingga konsumsi masyarakat sekarang ini semakin bertambah dibandingkan pada 2000.

Medrilzam mengatakan pemerintah berupaya menurunkan food waste di Indonesia di samping peningkatan dari sisi produksi. Dia menyebut pemerintah telah membuat food estate untuk meningkatkan produksi pangan di beberapa wilayah Indonesia. Oleh karena itu, dari sisi konsumsi harus lebih efisien dengan mengurangi food waste.

Penanganan Produksi

Sementara itu, hasil penelitian Food Loss and Waste Study Waste4Change mengungkapkan besarnya food loss dan food waste disebabkan penanganan proses produksi kurang baik dan perilaku konsumsi masyarakat.

"Kami berusaha mengidentfikasi penyebab food loss and waste. Penyebab besar antara lain terutama di bagian food loss itu kurangnya good handling practices, kurang baik dalam memperlakukan makanan ketika didistribusikan atau ketika setelah panen," kata Ketua Tim Food Loss and Waste Study Waste4Change, Annisa Ratna Putri, dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Selasa (12/10).

Penyebab terbuangnya bahan pangan lainnya yaitu penyimpanan yang kurang baik sehingga menyebabkan pangan rusak dan terbuang. Selain itu, preferensi konsumen dalam memilih bahan pangan atau makanan juga bisa menjadi penyebab food loss dan food waste.

Penyebab berikutnya adalah kurangnya edukasi masyarakat baik dari sisi konsumen maupun petani yang memproduksi bahan pangan. Terakhir adalah perilaku konsumen yang mengambil porsi berlebih sehingga menyisakan makanan yang pada akhirnya terbuang.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top