Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
praktik perbudakan

Raja Belanda: Permintaan Maaf Awali Proses Panjang

Foto : DW/imago images/Stefan Zeitz

Raja Wilhelm-Alexander dan Ratu Maxima

A   A   A   Pengaturan Font

DEN HAAG - Raja Belanda, Willem-Alexander, menyambut permintaan maaf pemerintah Belanda atas praktik perbudakan selama 250 tahun kolonialisme. Dia menyebut langkah tersebut sebagai awal dari sebuah perjalanan panjang.

Pernyataan Raja Willem-Alexander itu diungkapkan dalam sebuah pidato menyambut Hari Natal, Minggu (25/12). Awal pekan lalu, Perdana Menteri Mark Rutte secara resmi meminta maaf atas praktik perbudakan oleh pemerintah Belanda, yang dicapnya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Tidak seorangpun yang hidup saat ini bertanggungjawab atas tindakan tidak manusiawi yang dikenakan terhadap para pria, perempuan dan anak-anak," kata Raja Willem-Alexander di Istana Huis ten Bosch di Ibu Kota Den Haag.

"Tapi dengan secara jujur menghadapi sejarah kita bersama dan mengakui adanya kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu perbudakan, kita merintis masa depan untuk semua. Sebuah masa depan, di mana kita menolak semua bentuk diskriminasi, eksploitasi dan ketidakadilan. Permintaan maaf yang disampaikan pemerintah adalah awal dari sebuah perjalanan panjang," imbuh dia.

Tahun depan, pemerintah Belanda sudah merencanaan sejumlah acara peringatan dan menjanjikan dana sebesar 200 juta Euro untuk berbagai inisiatif sosial.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top