Putin Ancam Gunakan Lagi Misil Hipersonik
Vladimir Putin
Foto: AFP/RAMIL SITDIKOVKYIV - Presiden Russia, Vladimir Putin, pada Kamis (28/11) mengancam akan menyerang pusat-pusat pengambilan keputusan di Kyiv, Ukraina, dengan misil hipersonik baru milik Russia. Ancaman tersebut ia sampaikan beberapa jam setelah Moskwa menghantam jaringan listrik Ukraina dalam sebuah serangan, yang menyebabkan satu juta orang kehilangan aliran listrik.
Russia menembakkan lebih dari 90 misil dan sekitar 100 drone selama serangan itu, menurut Kyiv. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mendesak sekutu-sekutunya untuk memberikan tanggapan tegas terhadap apa yang disebutnya sebagai aksi pemerasan oleh Russia.
Putin mengatakan serangan baru itu adalah tanggapan terhadap serangan Ukraina di wilayahnya yang menggunakan misil-misil Barat.
Perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun itu telah mengalami eskalasi tajam dalam beberapa hari terakhir, dengan kedua belah pihak mengerahkan senjata-senjata baru dalam upaya untuk menang sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, memangku jabatan pada Januari.
“Kami tidak akan mengesampingkan penggunaan Oreshnik terhadap militer, industri militer, atau pusat pengambilan keputusan, termasuk di Kyiv,” kata Putin dalam konferensi pers di ibu kota Kazakhstan, Astana. Oreshnik adalah nama dari misil hipersonik terbaru Russia.
Distrik pemerintahan Kyiv, sebuah area di ibu kota tempat beberapa gedung pemerintahan berada, dilindungi dengan pengamanan yang ketat, tetapi kekhawatiran terhadap kondisinya telah meningkat selama sepekan terakhir.
Russia pekan lalu menguji misil balistik Oreshnik barunya di Ukraina, dan Putin dengan bangga mengatakan pada Kamis, bahwa menembakkan beberapa senjata sekaligus akan memiliki kekuatan yang setara dengan serangan nuklir atau hantaman “meteorit”.
Pemimpin Kremlin tersebut mengatakan serangan semalam itu merupakan respons terhadap serangan berkelanjutan di wilayah Russia oleh misil ATACMS buatan AS. “Seperti yang telah saya katakan berulang kali, akan selalu ada respons dari pihak kami,” ucap Putin.
Eskalasi yang Dicela
Serangan itu terjadi saat Ukraina bersiap menghadapi musim dingin yang berat, dengan sebagian besar infrastruktur energinya telah rusak akibat perang selama hampir tiga tahun, dan saat pasukan Russia merangsek maju ke wilayah Ukraina timur.
Ketegangan meningkat selama beberapa pekan terakhir, karena kedua belah pihak berupaya mengamankan kemenangannya di medan perang, menjelang pelantikan Trump pada Januari.
Putin mengisyaratkan bahwa dia memiliki harapan untuk masa jabatan kedua Trump, dan menggambarkan Trump sebagai orang cerdas yang mampu menemukan solusi, tanpa menyebutkan apa yang dia maksud.
Sementara Zelenskyy menuding bahwa Russia juga telah menembakkan bom tandan selama serangan itu dan menyebutnya sebagai eskalasi taktik teroris Russia yang sangat tercela. Sedangkan Kementerian Energi Ukraina mengatakan itu adalah serangan besar-besaran Russia ke-11 terhadap infrastruktur energi sipil di negaranya sepanjang tahun ini.
Seorang pejabat senior PBB, Rosemary DiCarlo, bulan ini memperingatkan serangan Russia terhadap infrastruktur energi Ukraina dapat membuat musim dingin ini menjadi yang paling menyulitkan sejak dimulainya perang. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Siswa SMK Hanyut di Air Terjun Lahat, Tim SAR Lakukan Pencarian
- 2 Diduga Ada Kecurangan, Bawaslu Sumsel Rekomendasikan Pemungutan Suara Ulang di Empat TPS
- 3 Calon Wakil Wali Kota Armuji Sebut Warga Surabaya Cerdas Gunakan Hak Pilih
- 4 Cuaca Hari Ini, Wilayah Indonesia Umumnya Diguyur Hujan
- 5 Jangan Hanya Ditunda, Tarif PPN 12 Persen Harus Dibatalkan