Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 19 Jun 2018, 01:01 WIB

Pusat Oleh-oleh Pandanaran Semarang Dipadati Pembelanja

Foto: istimewa

Pusat oleh-oleh khas Semarang di Jalan Pandanaran sejak H+1 dipadati para pengunjung yang akan membeli oleh-oleh. Selain warga Semarang sendiri, kebanyakan mereka adalah para pemudik yang kebetulan lewat atau memiliki keluarga di Kota Atlas ini. Hal tersebut tampak dari kendaraan yang berhenti dengan pelat nomor luar kota, bahkan luar provinsi dan luar Jawa.

Pusat oleh-oleh yang terletak di Jalan Pandanaran ini memang menjadi ikon Kota Semarang, khususnya para wisatawan kuliner. Karena dikenal sebagai pusat jajanan atau oleh-oleh khas Semarang. Setiap Lebaran dan seusai Lebaran, ribuan pemudik singgah untuk membeli oleholeh khas Semarang.

Sejak pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB, deretan toko oleh-oleh itu sudah buka dan menjajakan daganganya. Jajanan khas seperti wingko babat, mochi, lumpia, atau bandeng presto sangat laris dibeli sebagai oleh-oleh. Beberapa pemilik toko menyediakan sampel produk untuk dicicipi calon pembeli. Wingko babat dengan beragam rasa juga disediakan, seperti rasa nangka, durian, kelapa, dan original.

Makin Ramai

Keramaian pengunjung di pusat oleh-oleh khas itu diprediksi akan semakin ramai hingga Selasa (19/6) mendatang atau sebelum para pemudik kembali ke tempat tinggal masing-masing dan masuk kerja pada Kamis (21/6) mendatang. Di samping menambah jumlah produknya, beberapa pemilik toko juga menambah jumlah pelayan atau pramuniaga. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi bertambahnya pengunjung.

"Liburan tahun ini waktunya lebih panjang sehingga jumlah pengunjung pun pasti lebih banyak. Kami mengantisipasi dengan menambah jumlah produksi dan pelayan," kata KepalaToko Bandeng Elrina, Candra Guntur, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/6).

Nama jajanan khas Semarang ternyata sudah terpatri di hati para pemudik. Mereka merasa rugi jika datang ke Kota Semarang tidak membeli atau sekadar mencicipi.

"Keluarga besar saya di Semarang, saya tinggal di Jakarta karena pekerjaan. Setiap mudik pasti mampir beli oleh-oleh khas. Rugi rasanya kalau pulang tidak membeli," kata pemudik asal Jakarta, Ratno.

Ratno mengaku sudah 12 tahun tinggal di Jakarta karena mendapat pekerjaan di Ibu Kota. Setiap tahun, ia dan keluarganya mudik ke Semarang dan kumpul dengan keluarga besarnya.

SM/N-3

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.