Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Rakyat I Provinsi DKI Jakarta Temukan 21 Kasus

PTM Belum Dikurangi Meski Berkembang Hepatitis Akut

Foto : ANTARA/Rivan Awal Lingga

Dokter Puskesmas Kecamatan Sawah Besar memberikan sosialisasi tentang penyakit hepatitis akut di Mangga Dua Selatan, Jumat (13/5/2022). Kegiatan sosialisasi tersebut dalam rangka mitigasi penularan penyakit hepatitis akut.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemprov DKI Jakartabelum berencana mengurangi kapasitas Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang diberlakukan 100 persen, meski makin banyak kasus hepatitis akut. "Kami masih memberlakukan PTM 100 persen. Belum ada pengurangan kapasitas," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta,AhmadRiza Patria, di Jakarta, Jumat (14/5).

Meski begitu, lanjut dia, pihaknya tetap memantau perkembangan penyakit yang belum diketahui penyebabnya tersebut. Riza melanjutkan hingga kini sudah ada 21 kasus hepatitis akut di Jakarta. Dari jumlah itu, 14 di antaranya berusia di bawah 16 tahun. Tiga meninggal dunia adalah anak-anak.

Sedangkan tujuh lainnya, lanjut dia, berusia di atas 16 tahun sehingga tidak masuk kategori kewaspadaan akut. Ini sesuai dengan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Selain 21 kasus itu juga ada 24 kasus bergejala hepatitis," kata Riza.

Riza mengatakan, 14 kasus masih belum masuk klasifikasi mengidap hepatitis A hingga E. Belum semua lengkap jenis pemeriksaan hepatitis A hingga E sehingga semua kasus masih berstatus pending classification.Menurut Riza, memang ada lagi 21 kasus kategori hepatitis yang umum dalam bentuk gejala. Untuk itu, dia minta warga berhati-hati.

"Seluruh warga harus lebih hati-hati. Sekarang kita menghadapi hepatitis akut yang masih misterius," ucapnya. Sebelumnya, WHO melalui laman resmi who.int, pada Sabtu (23/4) menyebutkan adanya kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya menyerang anak-anak.

Kasus yang disebut WHO sebagai wabah penyakit tersebut dilaporkan terjadi di 11 negara dengan jumlah laporan per 21 April 2022 mencapai 169 kasus. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan hingga saat ini sebanyak lima orang meninggal dunia di Tanah Air diduga terjangkit hepatitis akut, dengan tiga korban berasal dari DKI Jakarta.

Adapun gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini, kata dia, adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran. Saat ini, Kemenkes sedang melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.

Segera Periksa

Nadia minta jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, hingga penurunan kesadaran segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mempercepat langkah intervensi dengan memperkuat kewaspadaan dini untuk mengantisipasi penularan hepatitis akut. Siti memantau 17 penyakit menular termasuk hepatitis sejak 2002 yang dilaporkan setiap rumah sakit atau fasilitas kesehatan.

Sementara itu, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap sebanyak 2.069 hewan ternak untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK). Plt Kepala Sudin KPKP Jakarta Timur, Ali Nurdin, mengatakan pemeriksaan hewan ternak sudah dimulai 9 Mei melibatkan 65 peternak di 10 kecamatan Jakarta Timur.

Total 2.069 hewan ternak yang diperiksa. Rinciannya sapi 680, kerbau tiga, kambing 896, dan domba 490. Ali menambahkan sejauh ini dari hasil pemeriksaan sementara tidak menemukan gejala klinis yang mengarah pada PMK bahkan bisa dikatakan kondisi seluruh hewan ternak dalam keadaan sehat.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top