Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerja Sama Bisnis

PTBA, Pertamina, dan Air Product Bangun Pabrik DME

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) bersama PT Pertamina (Persero) dan Air Product and Chemicals Inc (Air Product) akan membangun pabrik hilirisasi untuk mengolah batu bara menjadi dimethylether (DME). Pabrik tersebut berada di mulut tambang batu bara milik Perseroan di Peranap, Riau. Diharapkan pembangunan pabrik tersebut bisa rampung pada 2022.

Direktur Utama Bukit Asam, Arviyan Arifin, mengatakan nantinya Perseroan akan memasok batu bara dari area tambang Penarap ke perusahaan patungan untuk diolah menjadi produk akhir yang akan dibeli oleh Pertamina. Sementara itu, optimasi desain teknologi pengolahan akan dilakukan oleh Air Product. " S e t e l a h menandatangani kerja sama ini maka akan segera dilakukan feasibility study.

Diharapkan feasibility study selesai awal Maret 2019. Dari situ akan berlanjut untuk segera membentuk perusahaan patungan (joint venture company), baru kemudian groundbreaking," ungkapnya di Jakarta, Rabu (16/1).

Adapun kapasitas produksi sebesar 1,4 juta ton DME per tahun dengan kebutuhan batu bara 9,2 juta ton per tahun. Dalam mengolah batu bara menjadi DME, batu bara yang digunakan adalah low rank coal berkalori 3.600 Bcm ke bawah, sementara produksi Perseroan lebih pada high Calorie Value (CV). Menurut Arviyan, untuk batu bara kualitas high CV itulah yang akan dijual apalagi biaya produksinya sama dengan low rank coal.

Namun, bila menjual low rank coal itu tidak ada harganya dan murah, padahal biaya produksinya sama dengan high CV. Dari situ Perseroan lebih baik m e n g angkut dan m e n j u a l batu bara high CV sehingga menutupi biaya produksi. "Selama ini low rank coal tidak terpakai dan tidak akan ekonomis kalau kita gali dan dijual. Akan lebih ekonomis kita olah di tempat sehingga tidak perlu ongkos transportasi.

Makanya dibikin menjadi DME sehingga ada nilai tambahnya," jelas dia. Sejauh ini pabrik yang sudah mengolah batu bara menjadi DME adalah Tiongkok. Dilanjutkan Arviyan, hilirisasi batu bara ini dapat menghasilkan DME untuk pengganti bahan baku LPG yang sebagian besar masih diimpor. Apalagi dengan adanya hilirisasi batu bara tersebut secara langsung dapat menghemat devisa negara.

"Hilirisasi ini diperkuat dengan total sumber daya batu bara sebesar 8,3 miliar ton dan total cadangan batu bara 3,3 miliar ton," kata dia. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menuturkan kerja sama ini merupakan langkah strategis bagi semua pihak untuk meningkatkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional melalui pemanfaatan DME. Apalagi pabrik gasifikasi batu bara ini adalah proyek yang sangat strategis secara nasional.

"Sekitar 70 persen LPG masih diimpor dan tahun 2017 saja, Indonesia mengonsumsi tidak kurang dari 7,11 juta ton LPG. Dengan DME akan mengurangi sebagian besar kebutuhan LPG impor sebagai bahan bakar rumah tangga," tukas Nicke. yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top