Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan Energi - Hingga Kini, 130 Negara Berkomitmen Jalankan NZE dan "Carbon Neutrality"

Proyek Strategis Disiapkan untuk NZE

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah mempersiapkan sejumlah proyek strategis yang melibatkan pengembangan energi baru dan teknologi pintar dalam mencapai target emisi nol atau net zero emission (NZE) pada 2060. Pemerintah menargetkan pembangunan lebih dari 60 persen pembangkit energi baru terbarukan (EBT) pada 2060.

"Indonesia kini bersiap untuk mempersiapkan proyek-proyek strategis yang melibatkan pengembangan energi baru dan teknologi pintar untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060 atau bahkan lebih awal. Saat ini, kami bergerak maju untuk mempromosikan pembangunan hijau dan masa depan yang cerdas. Kami ingin mengundang Siemens untuk berpartisipasi dalam sektor-sektor tersebut," ujar Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin, melalui sambutan secara daring, Selasa (13/12).

Dia menambahkan, dalam proses menuju NZE pada 2060 atau lebih cepat, Indonesia telah mengupayakan transisi energi fosil ke energi listrik dalam transportasi, mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) yang bersih, melakukan co-firing bio massa di sejumlah PLTU, elektrifikasi industri. Kemudian, lanjut dia, dalam mencapai NZE, Indonesia membutuhkan peran serta dukungan dari negara lain terutama terkait dengan transfer teknologi dan investasi.

"Kami perlu dukungan dari negara lain dalam mencapai net zero emission, terutama tentang teknologi dan investasi, sangat banyak investasi yang potensial di Indonesia," imbuhnya.

Dalam kesempatan sama, Presiden Direktur dan CEO PT Siemens Indonesia, Lamine Jendoubi, menuturkan, teknologi dan digitalisasi mampu menjadi kunci pendongkrak mendukung infrastruktur berkelanjutan di Indonesia, termasuk membantu mencapai target NZE. "Teknologi merupakan pengungkit dan digitalisasi adalah kunci yang memungkinkan transisi menuju infrastruktur pintar. Infrastruktur pintar adalah infrastruktur yang efisien dan berkelanjutan," ungkap Jendoubi.

Hingga saat ini, sudah ada lebih dari 130 negara sudah berkomitmen untuk mengurangi emisi melalui net zero emission (NZE) dan carbon neutrality termasuk negara berkembang seperti Indonesia.

Ekonomi Hijau

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menyatakan Indonesia berpeluang besar dalam mendorong ekonomi hijau hingga diprediksi menghasilkan lebih dari 60 persen pembangkit EBT pada 2060.

"Indonesia memiliki peluang yang cukup besar untuk mendorong ekonomi hijau seperti energi baru terbarukan yang diproyeksi menghasilkan lebih dari 60 persen pembangkit energi pada 2060," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, pekan lalu.

Suahasil menjelaskan Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia sehingga mempunyai peluang besar dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam (SDA) nikel menjadi baterai. Karena itu, dia menggarisbawahi pentingnya mempersiapkan kebijakan yang fleksibel dengan memperkuat ketersediaan data, akuntabilitas serta disiplin fiskal terutama untuk menghadapi tantangan krisis di masa depan.

Beberapa reformasi struktural terus dilakukan pemerintah seperti melalui implementasi UU Cipta Kerja, reformasi perpajakan, reformasi kebijakan transfer ke daerah dan reformasi sektor keuangan.

Upaya itu selaras dengan arahan Kepala Ekonom Bank Dunia, Habib Rab, yang menegaskan reformasi fiskal perlu terus diperkuat untuk mempertajam prioritas dalam mendukung pengembangan ekonomi hijau.

Reformasi fiskal untuk mendukung ekonomi hijau didorong dengan kebijakan sektoral termasuk dari sisi regulasi dan tata kelola serta kebijakan pendukung lainnya untuk mencapai pertumbuhan rendah karbon.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top