Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Infrastruktur Pertanian | Selain Bangun Bendungan, Pemerintah Rehabilitasi Irigasi untuk Pacu IP

Proyek Bendungan Pacu Produktivitas

Foto : ISTIMEWA

BASUKI HADIMULJONO, Menteri PUPR

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melanjutkan penyelesaian pembangunan 61 bendungan hingga 2024 untuk tambahan pasokan air irigasi lahan pertanian di seluruh Indonesia. Tambahan suplai air tersebut diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan nasional.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan kehadiran bendungan di seluruh Tanah Air telah meningkatkan indeks pertanaman sehingga hasil produksi beras secara nasional juga meningkat. "Dalam tiga tahun terakhir, Indonesia surplus beras sekitar tiga juta ton dan tidak impor beras lagi," tegasnya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Dia menambahkan kehadiran bendungan meningkatkan indeks pertanaman (IP) yang sekarang ini rata-rata nasional Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 147 persen dengan air irigasi dari 231 bendungan. Dengan adanya tambahan 61 bendungan IP bisa naik menjadi 200 persen.

Dengan demikian, produksi beras nasional dapat mencapai 40 juta ton pada 2045 sehingga Indonesia bisa surplus hingga sepuluh juta ton.

Salah satu bendungan yang dibangun pada 2015-2020, meliputi Bendungan Sindangheula di Serang, Banten dengan biaya 458,9 miliar rupiah. Bendungan itu telah diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo pada 4 Maret 2021.

Bendungan Sindangheula berkapasitas tampung 9,3 juta meter kubik (m3)dengan manfaat irigasi 1.289 hektare air baku 800 liter per detik, dan potensi pembangkit listrik 0,4 mega watt (MW).

Staf Ahli Menteri PUPR bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja, mengatakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanaman pangan, pemerintah melakukan dua strategi utama yakni meningkatkan konversi padi ke beras dan meningkatkan IP.

Untuk meningkatkan IP, Endra menyebutkan Kementerian PUPR juga melakukan pekerjaan rehabilitasi 3,02 juta hektare jaringan irigasi dan pembangunan 1,01 juta hektare jaringan irigasi baru.

Krisis Pangan

Endra menyatakan untuk mengantisipasi krisis pangan global, Indonesia akan fokus pada tujuh komoditas pangan utama, meliputi beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, dan sorgum.

Untuk itu, saat ini dikembangkan beberapa sentra produksi tanaman pangan melalui pengembangan food estate, yakni di Sumatera Utara (Humbang Hasundutan) dengan target luasan 20.000 hektare dengan komoditas bawang merah dan bawang putih, dan Kalimantan Tengah (Kapuas) dengan target luasan 29.000 ha dengan komoditas utama padi dan jagung.

Selain itu, juga ada di Nusa Tenggara Timur (Sumba Tengah, Belu, Waingapu) dengan target luasan 10.000 ha dengan komoditas padi, jagung, dan sorgum khususnya di Waingapu), di Papua (Merauke dan Keerom/ Jayapura) dengan target luasan 210 ribu hektare di Merauke untuk komoditas padi.

"Adapun 3.000 ha di Kabupaten Keerom/Jayapura untuk komoditas jagung, dan di Sulawesi Tengah (Donggala) dengan target luasan 15.000 hektare, untuk komoditas jagung dan kedelai," pungkas Endra.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top