Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Tinggi | Peneliti Mesti Lebih Inovatif Menentukan Materi Penelitiannya

Program Profesor Kelas Dunia Perkuat Inovasi dan Publikasi

Foto : ISTIMEWA

Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemen­terian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemen­ristekdikti), Ali Ghufron Mukti.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Program World Class Professor (WCP) atau profesor kelas dunia memperkuat inovasi dan publikasi. Dalam program ini, para profesornya tidak hanya berasal dari luar negeri, tetapi juga dalam negeri yang berkelas dunia, bahkan para diaspora yang telah sukses meniti karier di kampus terbaik dunia.

Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Ali Ghufron Mukti, menjelaskan program WCP tahun ini melibatkan 115 profesor. Dari jumlah tersebut, 67 orang mengikuti skema A dan 48 orang mengikuti WCP skema B.

Penyelenggara Program WCP 2018 untuk skema A sebanyak sembilan universitas yang terdiri atas delapan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), yakni UGM, UI, ITB, Unair, IPB, ITS, UPI, Unsyiah, dan satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yakni Universitas islam Indonesia (UII).

Sementara untuk Program WCP skema B sebanyak 21 universitas yang terdiri atas 15 PTN dan enam PTS.

Untuk mengikuti Program WCP Skema A, profesor yang bersangkutan harus memiliki h-index (indeks produktivitas) Scopus lebih dari atau sama dengan 20. Sedangkan untuk mengikuti Program WCP Skema B, profesor kelas dunia yang diundang harus memenuhi h-index Scopus lebih dari atau sama dengan 10.

Program WCP 2018 bahkan melebihi target Kemenristekdikti, yakni dari target 70 orang menjadi 115 orang. Dari jumlah tersebut, 67 orang mengikuti Skema A dan 48 orang mengikuti WCP Skema B.

Ghufron menjelaskan dari hasil WCP yang sudah dimulai sejak September lalu itu telah menghasilkan karya ilmiah internasional yang sudah dipublikasikan sebanyak dua, yang sedang direvisi sebanyak empat, yang diterima sebanyak satu, dan yang sedang dikaji sebanyak 20 dan yang dimasukkan sebanyak 35. "Targetnya program ini bisa menghasilkan 115 publikasi," ujarnya.

Selain publikasi, lanjutnya, pihaknya kini juga mendorong peningkatan jumlah pengutipan, inovasi dan hak paten. Oleh sebab itu, penting bagi setiap universitas untuk terhubungan dengan industri dan masyarakat.

Program WCP juga diharapkan mampu menambah profesor hebat berkelas dunia asal Indonesia. "Jumlah profesor sekarang sudah lumayan banyak, dan diharapkan dengan program ini dapat memacu lektor untuk produktif sehingga bisa menjadi profesor," harap Ghufron.

Direktur Karier dan Kompetensi SDM Kemristekdikti, Bunyamin Maftuh menambahkan, program WCP tidak akan memberikan hibah penelitian. Program WCP khusus bagi mereka yang sudah selesai meneliti dan memiliki draft tulisan untuk publikasi di jurnal bereputasi. "Tren nya sekarang banyak dosen muda yang sudah doktor, memiliki semangat tinggi untuk menulis publikasi," katan ya.

Lebih Inovatif

Dalam kesempatan tersebut, Ali Ghufron Mukti mendorong para peneliti lebih inovatif dalam menentukan materi penelitian. Sebab, hasil riset dan publikasi ilmiah dari Indonesia masih minim inovasi meskipun secara kuantitas sudah meningkat pesat dalam 3 tahun terakhir.

"Indonesia kini menduduki peringkat ke-2 di antara negara anggota ASEAN dengan memproduksi sekitar 20.610 karya ilmiah internasional," katanya.

Ghufron menambahkan, upaya pemerintah dalam meningkatkan kuantitas riset internasional sudah melebihi target. Tahun depan, targetnya digeser ke peningkatan kualitas. Terutama penelitian pada 10 bidang prioritas yang terangkum dalam rencana induk riset nasional, di antaranya bidang pertanian, sains dan kemaritiman.

Ia menuturkan, untuk mengakselerasi peningkatan kualitas tersebut, Kemristekdikti mengeluarkan sejumlah program dan kebijakan. Mulai dari merevisi dan membuat regulasi setingkat permen, hingga menjalin kerja sama dengan para peneliti bertaraf internasional. "Keterlibatan peneliti kelas dunia diyakini dapat memberi manfaat signifikan terhadap peningkatan kualitas penelitian dalam negeri," katanya.eko/Ant/E-3

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top