Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Industri Perkebunan I Harga CPO Diprediksi Sekitar 650–700 Dollar AS Per Ton

Produsen Yakin Biofuel Terserap

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Melalui implementasi program B-20 dan B-30, diharapkan mendorong permintaan minyak sawit nasional hingga mencapai 9,6 juta kl tahun depan.

NUSA DUA - Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menyatakan optimistis tingkat penyerapan biofuel domestik pada tahun depan. Apabila pelaksanaan program mandatori B-30 pada awal tahun 2020 terlaksana dengan baik, akan mendorong peningkatan konsumsi biodiesel hingga 9,6 juta kiloliter (kl) tahun 2020.

"Tetap optimis tahun depan, sebab semua aspek yang mendukung produksi B-30 sudah siap mulai dari kapasitas industri biodiesel sebesar 12 juta kl, serta dukungan dari stakeholders terkait," ungkap Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Paulus Tjakrawan, dalam Indonesia Palm Oil Conference, kemarin, di Nusa Dua, Bali.

Menurutnya, pengembangan industri biodiesel di tahun 2019 mampu mencapai 6,2 juta kl untuk domestik dan dua juta kl untuk ekspor, sedangkan di 2020 diproyeksikan 9,4 juta kl, jadi tahun 2020 bisa mengurangi impor bahan bakar minyak hingga 9,6 juta kl atau setara lima miliar dollar AS. "Terkait penerapan ini, sudah melakukan uji jalan dan performa kendaraan menggunakan B-30 dari Lembang, Jawa Barat sampai Guci, Jawa Tengah, menempuh 50.000 km dan hasilnya positif," tuturnya.

Terkait pengurangan emisi, Paulus mengatakan banyak sekali nilai strategis biofuel seperti reduksi emisi gas dengan target di tahun 2020 sebanyak 26 persen dan 29 persen untuk tahun 2030 sesuai dengan komitmen Nationally Determined Contributions UNFCCC.

Sementara itu, peneliti dari Center for Catalysis and Reaction Engineering Institut Teknologi Bandung (CaRE ITB), I Gusti Bagus Ngurah Makertihartha, mengatakan Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit harus bisa menggunakan bahan bakar dari kelapa sawit. "Semua stakeholder yang terkait harus berkonsolidasi mengembangkan infrastruktur industri biofuel minyak sawit agar mandatori B30 bisa terlaksana," terang Gusti.

Dia menuturkan, sejak tahun 1983 tim riset ITB sudah bekerja sama dengan Pertamina, BPDPKS dan Riset Dikti untuk memulai penelitian mengenai pengolahan minyak nabati menjadi biofuel. Produk penelitian menghasilkan katalis yang mampu mencampur senyawa hidrokarbon minyak nabati dengan bahan bakar fosil sehingga dapat menjadi biofuel.

Harga CPO

Pakar minyak sawit sekaligus Direktur Godrej International Ptd, Dorab E Mistry mengatakan, pasar dunia menginginkan harga CPO tidak melonjak tahun depan. Sebab, lonjakan harga yang terlalu cepat dikhawatirkan akan merugikan konsumen global, apalagi Indonesia merupakan pemasok CPO terbesar dunia.

"Diproyeksikan harga CPO tahun depan mencapai level 2.700 RM per ton. Hal ini dengan asumsi diantaranya harga Brent pada level 60-80 dollar AS per barel, serta kebijakan The Fed, dan pengaruh kekacauan politik di Amerika Serikat (AS), serta pelemahan dolar AS," terang Mistry.

Sementara, analis Oil World di Jerman, Thomas Mielke memprediksi harga CPO pada periode Januari-Juni 2020 akan bergerak rata-rata pada level 650-700 dollar AS (FOB/ Freight On Board). Sementara, produksi CPO tahun 2020 diperkirakan naik 1,8 juta ton menjadi 45,4 juta ton dari tahun 2019 yang diproyeksikan mencapai 43,6 juta ton atau naik dua juta ton dari 2018. suh/E-12

Komentar

Komentar
()

Top