Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Industri Kedirgantaraan I Sekitar 60 Persen Bahan Baku N219 Masih Diimpor

Produksi Pesawat Butuh Insentif

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Agar lebih kompetitif, baik di pasar domestik maupun global, produksi pesawat dalam negeri masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, termasuk dengan memberikan insentif.

BANDUNG - PT Dirgantara Indonesia (DI) berharap pemerintah memberikan insentif kepada pesawat N 219 agar dapat bersaing dengan produk serupa saat dipasarkan di dalam dan luar negeri. Insentif tersebut berupa pembebasan bea masuk atas impor bahan baku pembuatan pesawat N219 serta insentif pajak atas harga jual pesawat.

"Kalau bersaing dengan negara lain, khususnya China, kami masih berat. Pesawat mereka murah karena didukung pemerintah dengan keringanan bea masuk, pajak bahkan mendapatkan bantuan dana produksi. Jadi, kami berharap hal yang memberatkan bagi industri dirgantara ke depannya dihapus sama sekali," ujar Direktur Produksi PT DI, Ari Wibowo, saat bertemu dengan perwakilan Kementerian Luar Negeri RI dan Rektor Universitas Indonesia (UI), di Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/9).

Dia menambahkan, PT DI juga memerlukan bunga khusus atas pinjaman bank, khususnya bank BUMN dengan kisaran bunga antara 4-5 persen sehingga tidak memberatkan keuangan perusahaan. Dia mencontohkan berbagai insentif yang diberikan pemerintah Tiongkok demi kemajuan industri kedirgantaraan.

"Sekali lagi Tiongkok, itu bunga bank rendah sekali. Di sana pesawat juga bisa dipakai dulu, bayarnya belakangan, jadi banyak peminatnya," ujar dia.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top