Produk Ramah Lingkungan Tunjukkan Pertumbuhan

JENEWA - Produk ramah lingkungan seperti mobil listrik dan turbin angin telah melawan arus tren penurunan saat ini dalam perdagangan global secara keseluruhan dan bahkan terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kamis (23/3).

Pada 2022, perdagangan global melonjak ke rekor 32 triliun dollar AS sebelum berbalik arah pada paruh kedua tahun ini di tengah kondisi ekonomi yang memburuk dan ketidakpastian yang tak menentu.

"Sementara pertumbuhan perdagangan global diperkirakan akan stagnan pada paruh pertama tahun ini," kata badan perdagangan dan pembangunan PBB, UNCTAD. Namun dalam sebuah laporan singkat UNCTAD dilaporkan bahwa sejauh ini perdagangan atas barang-barang ramah lingkungan telah berlawanan dengan tren.

"Hal positifnya adalah kinerja yang kuat dari perdagangan barang ramah lingkungan, yang pertumbuhannya bertahan dan menguat sepanjang tahun 2022," ungkap UNCTAD dalam sebuah pernyataan.

Barang ramah lingkungan mengacu pada produk seperti mobil listrik atau kemasan non-plastik yang dirancang untuk menggunakan lebih sedikit sumber daya atau mengeluarkan lebih sedikit polusi daripada produk tradisionalnya.

Kabar Baik

Di antara produk yang berkinerja sangat baik adalah kendaraan listrik dan hibrida, yang mengalami lonjakan perdagangan sebesar 25 persen tahun lalu, kemasan non plastik yang mengalami kenaikan 20 persen, dan turbin angin yang naik 10 persen.

"Ini kabar baik untuk planet ini," kata Alessandro Nicita, salah satu penulis laporan tersebut, dalam pernyataannya. "Barang-barang ini adalah kunci untuk melindungi lingkungan dan memerangi perubahan iklim," imbuh dia.

UNCTAD mengatakan pihaknya memperkirakan industri hijau akan meningkat lebih lanjut karena negara-negara meningkatkan upaya mereka untuk mengurangi emisi dan memerangi pemanasan global.

Badan tersebut memperkirakan pasar global untuk mobil listrik, panel energi matahari dan angin, hidrogen hijau dan lusinan teknologi ramah lingkungan lainnya bisa mencapai 2,1 triliun dollar AS pada tahun 2030 atau empat kali lipat nilainya saat ini. AFP/I-1