Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan EBT | PLTN Bertentangan dengan Kemandirian Energi karena Bahan Baku Masih Impor

Prioritaskan Sumber Energi Lokal

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Untuk bisa berdaulat dalam energi, Indonesia harus mengurangi ekspor energi fosil dan mengembangkan sumber energi terbarukan yang melimpah, bukan impor bahan baku seperti nuklir.

JAKARTA - Pemerintah harus memprioritaskan sumber energi terbarukan yang melimpah di Tanah Air, seperti air, angin, dan sinar matahari. Karena itu, jangan menggunakan pembangkit listrik yang harus impor bahan baku seperti pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

"Kemungkinan kalau PLTN harus impor bahan baku (uranium). Kalau impor berarti bergantung ke pihak luar sehingga bertentangan dengan prinsip kemandirian dan kedaulatan energi," kata Pakar Lingkungan Hidup, Prof Sudharto P Hadi, dalam acara diskusi virtual, Rabu (17/3).

Menurut Sudharto, saat ini kerap dikatakan kendala pengembangan energi terbarukan adalah karena tingkat keekonomiannya masih lebih mahal dibandingkan dengan energi fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas bumi. Namun, menurut dia, pernyataan perhitungan seperti itu dinilai merupakan hal yang tidak adil karena tidak memperhitungkan dampak dari eksploitasi dari aktivitas penambangan energi fosil.

Dia mengingatkan, di sejumlah daerah seperti di Kalimantan, masih ada lokasi lubang-lubang besar hasil dari penambangan batu bara. "Jadi, untuk bisa berdaulat, kita harus mengurangi ekspor energi fosil," katanya.

Sudharto juga mengemukakan keanehannya dalam draf RUU Energi Baru dan Terbarukan yang ada pengaturan secara spesifik terkait energi nuklir, tetapi energi baru lainnya seperti gasified coal tidak diatur secara spesifik.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top