Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Pengelolaan Anggaran I Kondisi Ekonomi Global Makin Ruwet karena Krisis Bertubi-tubi

Prioritaskan Belanja Negara untuk Produk Dalam Negeri

Foto : ISTIMEWA

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengeluhkan perilaku pejabat di kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masih doyan membelanjakan anggaran negara untuk berbagai barang impor, padahal di dalam negeri tersedia barang yang sama.

A   A   A   Pengaturan Font

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan jajaran pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Presiden dalam kesempatan itu meminta para pengusaha agar memahami kondisi geopolitik global, dan bersama-sama berupaya mendongkrak perekonomian nasional.

Menurut Kepala Negara, kondisi ekonomi global semakin ruwet karena krisis yang bertubi-tubi mulai dari kesehatan, pangan, energi, dan krisis keuangan. Bahkan, lembaga dunia memprediksi akan ada 66 negara yang tumbang, dan satu per satu mulai terbukti.

Menanggapi kritikan Presiden ke bawahannya, Manajer Riset Seknas Fitra, Badiul Hadi, mengatakan kecaman Jokowi itu karena negara sedang menggenjot pemulihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang terdampak Covid-19.

Belanja negara yang sudah terealisasi sebesar 1.031,24 triliun rupiah seharusnya diprioritaskan untuk belanja produk dalam negeri, sehingga pertumbuhan ekonomi lebih merata. Dengan demikian, tagline mencintai dan bangga menggunakan produk lokal tidak sebatas slogan yang setiap saat disampaikan ke publik.

"Presiden bisa mengambil terobosan kebijakan dengan memberikan reward kepada K/L, non-K/L maupun pemda yang memprioritaskan belanjanya untuk produk dalam negeri/ lokal dan sebaliknya memberi punishment kepada K/L maupun pemda yang jor-joran belanja produk impor," kata Badiul.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top