Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Prestasi Kafilah Banten di MTQ Nasional 2022 Jeblok Dinilai Kesalahan Ketua LPTQ

Foto : istimewa

KH Matin Syarkawi,ketua PCNU Kota Serang dan A'Wan PBNU

A   A   A   Pengaturan Font

SERANG - Prestasi para kafilah Provinsi Banten dalam ajang Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) ke XXIX tahun 2022 yang diselengarakan di Kalimantan Selatan merupakan prestasi terburuk sepanjang berdirinya Provinsi Banten sejak 22 tahun lalu.

"Ini prestasi terburuk sepanjang sejarah berdirinya Banten. Sebagai orang Banten, saya sangat malu dengan prestasi para kafilah kita di mana Banten dikenal sebagai kota seribu santri," ungkap seorang pejabat eselon 2 yang enggan ditulis namanya kepada Koran Jakarta, Kamis (20/10).

Menurutnya, melorotnya prestasi kafilah Banten di ajang MTQ Nasional tidak lepas dari lemahnya pembinaan yang dilakukan oleh LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an) terhadap para kafilah yang berprestasi di tingkat Provinsi. "Selesai MTQ tingkat kabupaten dan provinsi, para kafilah itu terkesan dibiarkan dan tidak ada pembinaan," cetusnya.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat kebijakaan publik Banten, Moch Ojat Sudrajat yang menyatakan, bukti tidak adanya perhatian dari LPTQ terhadap para kafilah yang bertanding di Kalimantan Selatan adalah tidak hadirnya ketua LPTQ yang juga menjabat Pj Sekda Banten M Tranggono ke Kalimantan Selatan untuk memberikan suport dan motivasi terhadap para kafilah dan official yang tengah bertanding.

"Mungkin hanya berbagi pengalaman walaupun dalam bidang yang berbeda, di mana kami pernah juga dipercaya untuk menjadi panasehat di suatu induk cabang olah raga yang saat itu melakukan Kejurnas di Surabaya. Kami sampai harus tiap hari PP Jakarta - Surabaya untuk dapat memotivasi atlet dan Alhamdulillah waktu itu kita melebihi target," ungkap Ojat.

Ojat menuturkan, berdasarkan rilis dari Kemenag diketahui pada tanggal 18 Oktober 2022 MTQ ke XXIX Tahun 2022 di Kalimantan Selatan telah ditutup dan Provinsi Jawa Timur keluar sebagai juara umum.

"Provinsi Banten sebenarnya sudah mempersiapkan diri, mengadakan training centre dengan leading sektor LPTQ Provinsi Banten di mana Pj Sekda Banten M Tranggono merupakan Ketua Umum LPTQ Provinsi Banten, namun mungkin daerah lain lebih mempersiapkan diri lagi. Dengan hasil rekapitulasi keseluruhan hanya mampu meraih 1 medali emas, sementara ada harapan 1 sebanyak 4, harapan 2 sebanyak 1, dan harapan 3 sebanyak 2," jelasnya.

"Mungkin hasil ini membuat kita miris, karena baru kali ini Provinsi Banten yang dikenal dengan daerah seribu santri yang tidak pernah lepas dari 5 besar MTQ Nasional, bahkan pernah menjadi juara umum harus terlempar dari 10 besar nasional," sambungnya.

Menurut Ojat, bentuk pembinaan terhadap kafilah tidak hanya cukup dengan materi atau skill yang terus ditingkatkan dalam hal ini melalui TC, tapi juga harus mendapatkan memotivasi untuk menguatkan mental para peserta sehingga rasa percaya dirinya muncul.

Karena berdasarkan informasi, kata Ojat, Ketua umum LPTQ Provinsi Banten selama perhelatan MTQ di Kalsel tidak pernah datang sekalipun datang menengok para kafilah. "Selama ini yang terjadi, begitu MTQ nasional selesai maka kontingen juga bubar dan pembinaannya terhenti," tandasnya.

Ketua LPTQ Banten M Tranggono yang dikonfirmasi terkait penyebab merosotnya prestasi kafilah Banten ke titik nadir di ajang MTQ Nasional ke XXIX, tidak bersedia menjawab.

Sementara itu, A'Wan pengurus besar Nahdlatul ulama (PBNU) KH Matin Syarkawi turut prihatin atas jebloknya prestasi para kafilah Provinsi Banten.

Menurut ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Serang ini, baru kali ini sepanjang sejarah berdirinya Provinsi Banten 22 tahun lalu, dan sudah mengikuti MTQ tingkat nasional sebanyak 10 kali, kafilah Banten tidak masuk 10 besar dalam MTQ tingkat nasional.

"Ini benar-benar prestasi yang sangat memalukan, daerah yang dijuluki seribu santri tapi terdepak dari 10 besar peraih medali," ungkap Kyai kharismatik Banten ini.

Menurutnya, ada tiga penyebab gagalnya para kafilah Banten dalam ajang bergengsi tingkat nasional tersebut. Pertama, jelas dia, LPTQ sebagai lembaga pembinaan di Banten ini sangat eksklusif dan nyaris seperti tdak memiliki visi dan misi.

"Apakah ketua LPTQ yang juga Pj Sekda Banten memiliki visi dan misi pengembangan Tilawatil Qur'an di Banten?" cetusnya.

Kedua, kata Kyai Matin, LPTQ tidak dikelola oleh orang yang paham soal organisasi sesuai dengan tujuan organisasi itu sendiri. "Ketiga, Tidak ada pembinaan yang terprogram dan berkelanjutan yang dilakukan oleh LPTQ," tandasnya (*)


Redaktur : Sriyono
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top