Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerusuhan di Kazakhstan

Presiden Tokayev Tolak Dialog

Foto : AFP/Kazakhstan Presidential press office

Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev

A   A   A   Pengaturan Font

ALMATY - Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, pada Jumat (7/1) menolak seruan untuk dialog dengan pengunjuk rasa setelah terjadi kerusuhan berhari-hari. Presiden Tokayev justru bersumpah akan menghancurkan "para bandit bersenjata" dan mengizinkan pasukannya untuk menembak mati tanpa peringatan.

Sebelumnya Tokayev mengatakan bahwa sebagian besar ketertiban di negaranya telah dipulihkan, usai terjadi aksi unjuk rasa berujung rusuh pekan ini yang memprotes kenaikan harga bahan bakar.

"Para teroris terus merusak properti dan menggunakan senjata terhadap warga sipil. Saya telah memberikan perintah kepada penegak hukum untuk menembak mati tanpa peringatan," kata Tokayev.

Dalam pidatonya, Presiden Tokayev mengolok-olok seruan dialog dengan pengunjuk rasa yang datang dari luar negeri dengan menyebut langkah itu sebagai omong kosong.

"Kami berurusan dengan bandit bersenjata dan terlatih, baik lokal maupun asing. terhadap bandit dan teroris, mereka harus dihancurkan. Ini akan segera dilakukan," tegas dia.

Sebelumnya Kazakhstan dipandang sebagai salah satu republik bekas Soviet paling stabil di kawasan Asia Tengah. Walau dalam beberapa dasawarsa memiliki banyak kekayaan energi, Kazakhstan saat ini menghadapi krisis energi terbesar.

Saat kerusuhan memuncak pada Rabu (5/1) lalu, para pengunjuk rasa menyerbu ke gedung-gedung pemerintah di Almaty dan mereka terlibat baku tembak dengan polisi dan militer, hingga menyebabkan 748 petugas keamanan terluka dan 18 tewas.

Tokayev mengatakan Almaty telah diserang oleh 20.000 bandit yang memiliki rencana serangan yang jelas serta koordinasi aksi dan kesiapan tempur yang tinggi.

Dalam pidatonya, Tokayev mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Presiden Russia, Vladimir Putin, setelah Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang didominasi Moskwa mengirimkan pasukan ke Kazakhstan untuk membantu memadamkan kerusuhan.

Pemulihan Keamanan

Sementara itu Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan pada Jumat mengatakan bahwa pasukan keamanan telah mengamankan semua wilayah negara dan mengatakan bahwa 26 "penjahat bersenjata" telah tewas dan 18 orang lainnya terluka dalam kerusuhan itu.

Tokayev sebelumnya mengumumkan keadaan darurat nasional dan meminta bantuan dari CSTO, untuk memerangi apa yang disebutnya kelompok teroris yang telah menerima pelatihan ekstensif di luar negeri.

Selain itu pihak Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan juga bahwa mereka telah menahan sekitar 2.300 orang yang terlibat dalam kerusuhan.

Aksi protes yang memicu kerusuhan di Kazakhstan menyebar ke seluruh negara berpenduduk 19 juta pekan ini setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar gas cair (LPG), yang digunakan untuk bahan bakar di banyak mobil di negara itu pada awal tahun ini.

Dalam aksi protes itu, ribuan orang turun ke jalan di Almaty dan di provinsi barat Mangystau, sambil menyerukan bahwa kenaikan harga tidak adil mengingat cadangan energi di Kazakhstan amat besar. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top