Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Pembangunan

Presiden: Penggunaan Biodiesel Mampu Kurangi Impor

Foto : ANTARA/WAHYU PUTRO A

SEBELUM RATAS I Presiden Joko Widodo bersama Menko Perekonomian Darmin Nasution, Seskab Pramono Anung, dan Menteri LHK Siti Nurbaya sebelum memimpin rapat terbatas (ratas) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta jajarannya mempercepat pelaksanaan mandatori biodiesel, terutama biodiesel 20 persen atau B20. Sebab, percepatan kewajiban mencampur solar dengan minyak kelapa sawit sebesar 20 persen tersebut mampu mengurangi beban pemerintah terkait impor minyak.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan rapat terbatas (ratas) soal Evaluasi Pelaksanaan Mandatori Biodiesel, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (12/8).

"Ini saya kira rapat yang ketiga yang berbicara masalah percepatan pelaksanaan mandatori untuk biodiesel. Kita ingin lebih cepat dan mulai dari B20 ini ingin mengurangi ketergantungan kepada energi fosil, dan juga yang paling penting kita ingin mengurangi impor minyak kita," kata Presiden Jokowi.

Kalkulasinya, jika ke depan sudah konsisten menerapkan B20, akan menghemat kurang lebih 5,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS) per tahun. "Ini angka yang gedhe banget (besar sekali). Dan, yang tidak kalah penting penerapan B20 akan menciptakan permintaan domestik akan CPO (crude pam oil/minyak sawit mentah) sangat besar dan kita harapkan akan menimbulkan multiplier effect terhadap petani, pekebun, dan pekerja yang ada di kelapa sawit," ucap Presiden.

Karena itu, Presiden ingin hal ini benar-benar bisa direalisasikan oleh jajarannya. "Saya juga ingin agar B20 nanti pada Januari 2020 itu sudah pindah ke B30, dan di akhir 2020 sudah meloncat lagi ke B50," jelas Presiden.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top