Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Persatuan Nasional

Presiden Minta Masyarakat Tidak Gampang Berprasangka Buruk

Foto : ANTARA/Yulius Satria Wijaya

Foto Bersama - Presiden Joko Widodo melayani foto bersama sejumlah kader ulama usai meresmikan pembukaan Pendidikan Kader Ulama MUI di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/8).

A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta kepada para ulama untuk bisa memberikan pemahaman kepada umat dan masyarakat agar tidak mudah berprasangka buruk kepada orang lain dan terlalu cepat mengumbar fitnah.

"Jangan gampang curiga, berprasangka buruk, apalagi sampai fitnah, (itu) sangat berbahaya. Saya titip kader ulama yang (harus) dikembangkan adalah berprasangka baik, berpikir penuh kecintaan, dan jangan sampai mencela, menjelekkan. Sedih saya kalau baca medsos banyak kabar bohong, ujaran kebencian.

Ini saya kira tugas kita," kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara peresmian pembukaan Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018 di Gedung Tegar Beriman, Pemkab Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/8).

Presiden menuturkan dirinya tidak mau bangsa Indonesia yang besar dan beraneka ragam ini tercerai berai karena ujaran kebencian dan fitnah yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung Jawab.

Presiden lalu mengingatkan bahwa Nusantara ini dihuni oleh 714 suku dengan 1.100 bahasa daerah dan 17 ribu pulau. "Kita sendiri harus mulai menyadari hal itu jangan sampai dengan aset terbesar itu, persatuan dan kerukunan hancur. Saya selalu berpesan jaga ukhuwah, karena ini aset terbesar kita," jelas Presiden.

Presiden juga menyinggung tentang pesta demokrasi yang akan berlangusng 2019. Pemilu 2019 ini tidak boleh merusak kerukunan dan persatuan yang sudah terjalin hingga saat ini. Apalagi pesta demokrasi itu hanya setiap lima tahunan, baik pilpres atau pilkada.

Luruskan Isu

PKI Dalam kesempatan itu, Presiden juga kembali meluruskan soal isu dirinya yang dituduh bagian dari Partai Komunis yang dilarang di Indonesia. Padahal, saat ramai PKI, Presiden mengaku masih belum lahir.

"Saya sendiri ditunjuk langsung, Presiden Jokowi PKI. Saya belum lahir, coba dan ada yang percaya," ucap Presiden. Bahkan, terkait hal itu, ini Presiden mengaku pernah diajak bicara empat mata hanya untuk memastikan dirinya bukan dari bagian PKI.

"Saya sudah pikir urusan PKI (selesai). Pak Jokowi apa benar Bapak itu PKI? Saya sampaikan Pak Kiai saya lahir 1961. PKI bubar 1965. Apa ada PKI Balita. Kiai kaget, lalu mengatakan, betul Pak Jokowi!" tutur Presiden. fdl/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top