Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Pangan

Presiden Minta Garam Impor Tak Bocor ke Pasar

Foto : ANTARA/Mohamad Hamzah

PETANI GARAM - Petani memanen garam di Kawasan Penggaraman Talise, Kota Palu, Sulteng, beberapa waktu lalu. Pemerintah memastikan garam impor tidak merusak harga garam petani.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Presiden Joko Widodo minta pengadaan garam impor untuk kebutuhan industri tidak merembes ke pasar. Untuk itu, pengawasan dan penegakan hukum mesti ketat agar garam impor tidak mengganggu produksi garam petani.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memanggil Menko bidang Perekonomian, Darmin Nasution, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pujiastuti, guna membahas impor garam di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (2/4).

Usai pertemuan, Menko Darmin Nasustion mengatakan Kepala Negara ingin mengetahui penjelasan lebih lanjut mengenai pelaksanaan impor garam. Selain itu, Presiden juga mengingatkan para menteri untuk memastikan pengawasan aktivitas impor, sehingga tidak terjadi penyalahgunaan.

"Presiden mengingatkan agar petugas penegak hukum perlu mengawasi dengan baik jangan sampai kebocoran garam impor ini di pasar," kata Darmin. Menko Perekonomian mengatakan, selain diawasi penegak hukum, garam impor untuk industri ini juga mendapatkan pengawasan yang sangat ketat dari Kementerian Perindustrian.

Darmin mengatakan kebijakan ini agar harga garam petani bisa terjaga pada tingkat yang menguntungkan. "Walaupun masalah garam petani ini juga dipengaruhi oleh musim yang saat ini kemarau, hujannya masih banyak," katanya. Dia menambahkan, Presiden meminta juga untuk para penegak hukum untuk memastikan penggunaan garam industri tidak menggerus produksi garam rakyat.

Sementara itu, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, mengatakan impor garam industri memang dibutuhkan pelaku industri di Indonesia, seperti industri makanan, minuman, dan kaca. Namun, kebijakan impor ini tidak akan mematikan produksi petani. Dia menegaskan Kementerian Perindustrian tetap mendorong peningkatan produksi garam milik petani lokal.

Salah satunya, dengan menyinergikan para pelaku industri dengan petani garam lokal. "Jadi, semacam bapak angkat dan anak angkat. Jadi dimaksimalkan produksi garam petani untuk diserap industri," ujar Airlangga. Airlangga mengatakan, Kemenperin akan bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pengembangan petani garam.

Ant/fdl/AR-2

Penulis : Antara, Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top