Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Mesir

Presiden Al-Sisi Dilantik untuk Masa Jabatan Ketiga

Foto : AFP/Mark Schiefelbein

Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi

A   A   A   Pengaturan Font

KAIRO - Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, pada Selasa (2/4) dilantik untuk masa jabatan ketiganya sebagai pemimpin negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia Arab. Sejak berkuasa selama satu dekade terakhir, mantan panglima militer berusia 69 tahun itu akan tetap menjadi presiden hingga tahun 2030.

Berbicara di depan parlemen, Presiden al Sisi bersumpah untuk tetap setia pada tugasnya demi kepentingan rakyat dan negara.

"Saat Mesir sedang berjuang melawan krisis ekonomi yang parah dengan bantuan miliaran dollar pinjaman dan investasi luar negeri, saya berjanji untuk mewujudkan aspirasi bangsa Mesir untuk membangun negara yang modern dan demokratis," kata Presiden al-Sisi.

Pada Desember lalu, al-Sisi memenangkan pemilu dengan 89,6 persen suara melawan tiga orang yang calon yang tidak diketahui, setelah penantang oposisi dikesampingkan atau dipenjara.

Masa jabatan enam tahunnya akan menjadi masa jabatan terakhirnya, kecuali ia kembali melakukan amandemen konstitusi yang memperpanjang masa jabatannya. Dalam pidato pelantikannya di depan parlemen, al-Sisi mengatakan dia akan memperbarui sumpahnya untuk melanjutkan upaya membangun bangsa.

Al-Sisi, naik ke tampuk kekuasaan setelah terjadi protes massal terhadap presiden Islamis Mohammed Morsi, yang digulingkan pada 2013. Al-Sisi yang saat itu menjabat sebagai menteri pertahanan terpilih sebagai presiden pada tahun berikutnya dan kemudian terpilih lagi pada tahun 2018, keduanya dengan perolehan sekitar 97 persen suara.

Ibu Kota Baru

Pengambilan sumpah pada Selasa juga menandai peresmian Ibu Kota Administratif Baru Mesir, yang terletak di gurun timur Kairo, media lokal melaporkan.

Megaproyek senilai 58 miliar dollar AS ini merupakan puncak pemerintahan al-Sisi, yang telah menggelontorkan miliaran dollar untuk infrastruktur Mesir namun dikritik karena telah melakukan pembelanjaan besar-besaran yang dipicu oleh utang.

Tagihan utang luar negeri Kairo meningkat lebih dari tiga kali lipat selama dekade terakhir hingga mencapai rekor 165 miliar dollar AS, menurut angka bank sentral, sementara cadangan mata uang asing mencapai 35 miliar dollar Saja.

Selama dua tahun terakhir, Mesir telah berjuang untuk menahan dampak krisis ekonomi yang menyebabkan mata uangnya kehilangan dua pertiga nilainya dan inflasi melonjak hingga mencapai rekor 40 persen pada tahun lalu.

Namun, pada kuartal pertama tahun 2024, Mesir mendapat aliran pinjaman dan kesepakatan investasi senilai lebih dari 50 miliar dollar AS, yang menurut Kairo akan mengurangi kekurangan mata uang asing dan merevitalisasi perekonomian. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top