Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Prajurit TNI Menjadi Guru Sekolah di Pelosok Papua

Foto : Istimewa.

MENGAJAR SISWA SD l Anggota Satgas Yonif Mekanis 516/CY yang bertugas di perbatasan Indonesia-Papua Nugini mengajar di Sekolah Dasar Negeri Timka, Distrik Tembutkalama, Kabupaten Boven Digoel, Papua, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Melihat sekolah di pelosok Papua kekurangan tenaga mengajar, prajurit TNI yang bertugas di sana tak tinggal diam. Mereka pun, tidak segan meletakan senjata, lalu beralih jadi guru sekolah. Seperti yang dilakukan personel Satgas Yonif Mekanis 516/CY yang bertugas di pos perbatasan Indonesia-Papua Nugini.

Menurut Dansatgas Pamtas RI-Papua Nugini Yonif Mekanis 516/CY, Letkol Inf Muhammad Radhi Rusin, personel Satgas Yonif Mekanis 516/CY ikut serta membantu mengajar karena masih minimnya tenaga pendidik di sekolah yang ada di pelosok perbatasan RI-Papua Nugini. Seperti di Sekolah Dasar Negeri Timka, Distrik Tembutkalama, Kabupaten Boven Digoel, Papua.

"Selain melaksanakan tugas pokoknya yaitu mempertahankan wilayah negara dan menjaga keamanan perbatasan RI-Papua Nugini, Satgas juga turut serta ikut mencerdaskan generasi penerus bangsa yang diimplementasikan ikut serta menjadi tenaga pengajar di sekolah-sekolah di perbatasan RI-Papua Nugini," kata Letkol Radhi, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Koran Jakarta, Kamis (12/11).

Letkol Radhi mengungkapkan di sekolah-sekolah yang ada di pelosok perbatasan negara di wilayah Papua, ada keterbatasan jumlah guru. Karena itu, para prajurit TNI yang bertugas, terpanggil untuk ikut mengajar.

"Dengan keterbatasan guru yang ada di sekolah-sekolah, kami terpanggil untuk mengabdikan diri menjadi tenaga pengajar di perbatasan RI-Papua Nugini, khususnya di daerah Tembutkalama SDN Timka yang di sekolah tersebut masih kurangnya guru atau tenaga pendidik," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top