Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Prajurit Rusia Tewas Bunuh Diri Usai Keluhkan Senjata Perang Tak Layak

Foto : Daily Beast

Sosok Vadim Boiko.

A   A   A   Pengaturan Font

Istri kolonel Vadim Boiko yang ditemukan tewas di salah satu perguruan tinggi top Angkatan Laut Rusia pada awal bulan ini, mengirim surat terbuka kepada Presiden Vladimir Putin untuk memberi tahu bahwa suaminya tewas karena bunuh diri.

Dalam suratnya, Yulia suaminya melakukan "eksekusi sendiri" karena dia muak dengan upaya mobilisasi dan dampak yang diakibatkannya.

Sebelum tewas, Vadim Boiko ditugaskan untuk bekerja dengan pasukan yang baru-baru ini dipanggil di bawah "perintah mobilisasi parsial" dalam perang melawan Ukraina. Baiko ditemukan tewas dengan beberapa luka tembak setelah ditugaskan bekerja di Sekolah Tinggi Angkatan Laut Pasifik Makarov di Vladivostok pada awal bulan ini.

Yulia menulis bahwa suaminya ingin "memberi isyarat kepada Anda [Putin] bahwa ada bencana yang terjadi, bahwa sesuatu harus dilakukan, bahwa ibu pertiwi dalam bahaya," tulisnya, menurut salinan surat yang dibagikan secara keseluruhan oleh outlet media lokal News Vladivostok, seperti dikutip Daily Beast.

Menurut Yulia, suaminya diberi tugas yang mustahil dan kemudian diancam dengan tuntutan pidana karena tidak dapat memenuhinya.

Boiko disebut Yulia mengalami masalah ketika ditugaskan menyiapkan peralatan dan wajib militer baru untuk upaya perang. Namun, peralatan yang dipersiapkannya "tidak layak" untuk dinas militer. Ia lantas mengajukan keluhan kepada atasan langsungnya.

Sayangnya, tidak ada tindakan yang diambil. Para pengawas malah mengambil cuti kerja dan "melimpahkan semua" tanggung jawab pada Boiko

"Anda [Putin] pasti setuju bahwa jika peralatan militer yang telah digunakan selama bertahun-tahun sebagai pameran museum sekarang diserahkan kepada [dia] untuk dikirim ke garis depan, dia tidak dapat dengan sapuan satu tangan memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh orang lain," tulis Yulia dalam suratnya.

Setelah Boiko diancam oleh atasan dengan pertanggungjawaban pidana atas peralatan militer yang rusak, dia memilih bunuh diri.

Namun, Yulia menekankan ada makna yang lebih dalam di balik langkah yang diambil Boiko. Menurutnya, sang suami bisa saja menembak dirinya sendiri di mana saja, kapan saja, tetapi Boiko justru melakukannya di kantor atasan yang mengabaikan permohonan berulang kali untuk bantuan tambahan.

"Dia duduk di kursi dan menembakkan lima tembakan dari senjata servisnya, tetapi selain itu tidak mengarah ke kepalanya, tidak berusaha untuk mengakhirinya secepat mungkin," tulisnya, menggambarkan kematiannya sebagai "eksekusi diri" dimaksudkan untuk membunyikan lonceng peringatan bagi para pemimpin Rusia.

"Jangan biarkan kematian suamiku luput dari perhatian, karena semua ini sia-sia," tulisnya, menyerukan kepada Putin.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top