Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Potensi Kuliner Nusantara di Era Digital

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Era digital mampu membuka peluang besar dalam bisnis apapun itu. Tidak menutup kesempatan ini dimanfaatkan pula oleh para pengusaha kuliner Nusantara.

Indonesia selama ini memang identik dengan beragam jenis makanan khas nan lezat. Cita rasa dari paduan aneka bumbu rempah yang digunakan sangat digemari para pecinta kuliner di manapun, kekayaan rasa itu pun digadang-gadang menjadi nilai lebih dari makanan Nusantara.

Dan nilai lebih itu, kini telah dimanfaatkan oleh pelaku usaha kuliner Indonesia, dengan menyajikan berbagai menu makanan tradisional di era kekinian, dan banyak kisah sukses yang menyertainya.

Potensinya pun, berdasarkan data Euromonitor International sangat besar, saat ini jumlah total pasar layanan makanan atau food service di Indonesia tumbuh sebesar 9 persen per tahun, dengan nilai mencapai 844,35 triliun rupiah pada 2019, di mana 90 persen merupakan restoran independen, termasuk UMKM.

Data tersebut juga menunjukkan, dengan berkembangnya dunia digital sebanyak 15 juta pelaku UMKM, termasuk di bidang kuliner, kini sudah mulai bertransformasi ke ranah digital dengan rata-rata kenaikan omzet sekitar 80 persen.

Vita Datau, Ketua Tim Percepatan dan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar, menjelaskan, hampir 85 persen pengusaha kuliner sekarang sudah pakai platform digital.

"Namun tantangannya kini para pelaku perlu memahami mengenai digital marketing yang baik, para pengusaha kuliner perlu memahami keunggulan hidangannya dan mampu menceritakannya dengan baik kepada konsumen. Perlu diketahui, kombinasi antara visual dan narasi yang kuat untuk menghasilkan content yang menarik dalam melakukan promosi di media sosial itu penting," kata Vita yang juga menjabat Ketua Indonesia Gastronomy Network, di Jakarta, belum lama ini.

Yang perlu dibanggakan, sekaligus ditonjolkan dalam usaha kuliner ialah bagaimana mengangkat kekayaan makanan Nusantara. Vita menegaskan ada 3 poin penting saat ini yang membuat kuliner Nusantara mulai digemari wisatawan mancanegara, khususnya para generasi milenial.

Sekedar informasi, saat ini pergerakan turis di seluruh dunia didominasi generasi milenial. Ini bisa jadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk menonjolkan industri kulinernya di kancah internasional. "51 persen pergerakan turis di seluruh dunia itu milenial. Milenial punya rasa keingintahuan tinggi. Dan biasanya selalu mengambil keputusan berdasarkan digital, jadi dengan 3 kekuatan yang kita miliki ini bisa menggaet minat mereka," terangnya.

Mengungkap kisah di balik makanan khas juga sangat penting untuk dijabarkan. "Karena ini kaitannya dengan food culture, kuliner Indonesia juga sarat sejarah, kisah, hingga resep-resep tradisional yang diturunkan turun-temurun, ini merupakan kekuatan terpenting untuk menarik konsumen agar lebih mendalami asal-usul dan menggali informasi tentang kuliner Nusantara," lanjutnya.

Dalam hal ini sajian santapan nusantara menyangkut nilai-nilai gastronomi. "Ingat makanan itu bukan soal rasanya saja. Justru cerita di balik makanan itulah yang menjadi daya tarik tersendiri," katanya.

Kemudian, yang juga sudah diakui dunia, kuliner Nusantara kaya akan paduan rempah-rempah dan kualitas bahan-bahan yang digunakan. Seperti diketahui, selama ini kuliner Indonesia identik dengan beragam jenis bumbu rempah yang digunakan untuk memperkaya cita rasa. Bahkan, rempah-rempahlah yang membuat beberapa negara seperti Portugis, Belanda, dan Jepang menjajah Indonesia.

Terakhir menyangkut kualitas bahan makanan yang digunakan. Sebagian besar pegiat usaha di Indonesia selalu menonjolkan bahan-bahan berkualitas dari hasil produksi lokal. Misalnya penggunaan ikan tambak dan sayuran segar yang dipetik langsung dari kebun.

"Dari ketiga poin Gastronomi ini tentunya akan mendorong ekonomi kerakyatan. Karena semua merasakan dampaknya, dari hulu hingga hilir. Kita itu punya 88 juta hektar hutan tropis, dengan 40 ribu jenis tanaman. Orang luar kalau dengar itu pasti terkesima," urainya. ima/R-1

Pentingnya Data UMKM

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kemenko Perekonomian, Rudy Salahuddin, mengatakan untuk menyiapkan UMKM naik kelas menjadi industri besar perlu penyatuan data.

"Bagaimana kita bisa mendorong UMKM ini menjadi cluster kalau tidak ada datanya. Balik lagi data UMKM by name dan by address sangat kita perlukan," kata Rudy.

Rudy menuturkan pada dasarnya pemerintah memiliki data tersebut namun sekarang bisa jadi lebih canggih. Misalnya Gojek. Sebab, menurutnya Gojek merupakan platform lain untuk mendata jumlah UMKM, khususnya yang bergabung dalam ekosistem Gojek.

"Oleh sebab itu pemerintah bisa berkolaborasi dengan teman-teman para pemain, khususnya Gojek untuk mendata supaya bisa bersinergi untuk mengembangkan UMKM," tutur Rudy.

Sekretaris Kemenkop dan UKM, Rully Indrawan, menambahkan, ketika masuk ke era digital ekonomi, data menjadi sangat penting. Apalagi, lanjut Rully, saat ini data sudah menjadi komoditas. "Kami dari Kemenkop dan UKM juga sudah melakukan pendataan by name dan by address. Info yang sudah saya dapatkan hingga saat ini sudah ada 21 jutaan data UMKM," tandas Rully. ima/R-1

Tip Bisnis Kuliner

Sepertinya banyak yang ingin bisnis kuliner, karena selain banyak peminat, juga selalu dicari karena kebutuhan primer. Itu sebabnya tidak mengherankan jika kuliner menjadi kontributor terbesar ekonomi kreatif di Indonesia. Vita mengatakan 42,6 persen pendapat ekomoni kreatif dihasilkan dari kuliner.

Kendati demikan, ada hal yang perlu Anda perhatikan sebelum bisnis kuliner, berikut saran Vita.

  1. Konsisten & Melek Digital

Kesuksesan bisa didapatkan ketika Anda konsisten menekuni bisnis kuliner dan melek digital. "Kalau konsisten dibantu dengan digital itu sangat pas untuk bisnis kuliner," paparnya. Manfaat digital untuk kuliner di era kekinian sangat potensial, Vita mengatakan 1,5 juta bisnis kuliner meningkat karena platform digital. Bahkan, omzet naik hingga 80 persen. Instagram, Facebook atau platform food deliver dapat dimanfaatkan untuk mencari konsumen.

"Kalau tidak memanfaatkan digital usaha kita akan disitu-situ saja, pelanggan tidak bertambah. Kalau lewat media sosial kita bisa mencari pelanggan baru," ungkapnya.

  1. Ciptakan Konten Menarik

Anda harus memiliki konten, seperti makanan yang kita buat ada narasi atau ceritanya seperti makanan legendaris. "Makan itu bukan soal lidah yang merasakan, tapi melibatkan 5 sense. Di era sekarang mata konsumen akan melihat gambar makanan yang Anda jajakan, lalu akan tertarik dengan narasi yang dicantumkan.

  1. Makanan Sehat

Pikirkan juga tentang kesehatan makanan atau minuman yang ingin dijual. Apalagi saat ini masyarakat Indonesia sudah sadar gaya hidup sehat. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top