Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Lembaga Keuangan

Posisi Bank Perkreditan Rakyat Kian Terjepit

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Posisi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) semakin terjepit di tengah persaingan industri keuangan, khususnya perbankan yang makin ketat. Kondisi tersebut makin sulit seiring munculnya bisnis rintisan atau startup berbasis informasi teknologi atau dikenal dengan Financial Technology (Fintech) yang menggerus pangsa pasar BPR.

Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Trisnawati Gani, di Jakarta, Senin (10/7), mengatakan kendati kinerja BPR masih positif, tetapi terdapat permasalahan internal yang harus dibenahi, antara lain permodalan yang masih terbatas, tata kelola (Good Corporate Governance- GCG), kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM), biaya dana mahal yang berdampak pada suku bunga, serta produk dan layanan yang belum variatif.

"Dari sisi eksternal, tantangan yang dihadapi adalah persaingan yang semakin meningkat," katanya. Saat ini, segmen mikro dan kecil yang selama ini merupakan target pasar mereka kini dilayani oleh lembaga jasa keuangan lain selain bank, seperti Lembaga Keuangan Mikro (LKM), Koperasi Simpan Pinjam, Credit Union, dan Fintech, sehingga persaingan pada sektor mikro dan kecil menjadi sangat ketat.

Untuk mengatasi permasalahan di industri itu, otoritas berupaya memperkuat BPR melalui penerbitan rangkaian ketentuan guna memperkuat pengaturan kelembagaan, prudential banking, teknologi informasi, manajemen risiko dan tata kelola, dan kegiatan usaha yang sesuai dengan kapasitas permodalan BPR, serta kajian pengembangan produk dan layanan serta strategi branding BPR.

Kajian itu meliputi pengembangan produk dan layanan BPR yang berbasis jasa dan teknologi informasi, pengembangan produk tabungan sesuai siklus kehidupan, generic model skim kredit di sektor produktif.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top