Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Brasil

Popularitas Lula Naik Walau Dituduh Korupsi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

RIO DE JANEIRO - Popularitas mantan Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, diwartakan pada Rabu (31/1) malam, berada di posisi tertinggi dalam jajak pendapat bagi kandidat di pemilu presiden, walau saat ini Lula menghadapi tuduhan korupsi.

"Walau tersangkut skandal, Lula tetap memimpin sebagai kandidat presiden dalam pemilu presiden," demikian pernyataan lembaga jajak pendapat terpercaya di Brasil, Datafolha.

Survei Datafolha dilakukan setelah pengadilan Brasil menolak banding Lula atas kasus korupsi. "Lula dapat dukungan suara antara 34 hingga 37 persen pada pilpres putaran pertama pada 7 Oktober," demikian laporan Datafolha yang dipublikasikan di surat kabar Folha de S Paulo.

Pekan lalu pengadilan banding Brasil menegaskan tuduhan pencucian uang dan korupsi yang dilakukan Lula dan mantan Presiden Brasil itu dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. Keluarnya putusan pengadilan banding itu berarti Lula dilarang untuk mengajukan diri sebagai kandidat presiden dalam pilpres yang digelar Oktober mendatang.

Larangan ini amat disesalkan karena Presiden Brasil saat ini, Michel Temer, telah menyatakan tak akan ikut dalam pilpres. Diurutan ke-2, menurut jajak pendapat Datafolha dipegang capres Jair Bolsonaro dengan perolehan tingkat popularitas antara 16 hingga 18 persen suara.

Sementara diurutan ke-3 dan seterusnya, tingkat popularitas capres diperebutkan oleh politisi Marina Silva, Ciro Gomes, dan Geraldo Alckmin.

"Pada putaran ke-2 pilpres yang digelar 28 Oktober, jika Lula diperbolehkan maju dalam pilpres, maka ia akan secara mudah mengalahkan Bolsonaro dengan perbandingan suara 49 persen melawan 32 persen. Dan jika Lula dilarang maju dalam pilpres, maka Bolsonaro akan dengan mudah dikalahkan Silva dalam putaran penentuan," imbuh Datafolha.

Bertolak Belakang

Pemilik suara di Brasil mayoritas amat berang dengan isu resesi serta skandal korupsi yang tak hanya menerpa Lula, namun banyak politisi lainnya. Oleh karena itu hasil jajak pendapat popularitas yang dilaksanakan Datafolha terasa amat bertolak belakang.

Namun hal ini bisa dijelaskan karena Lula memiliki rekam jejak sebagai Presiden Brasil yang berhasil merekan angka kemiskinan saat berkuasa antara 2003 hingga 2010. Namun oposisi kerap menyudutkan Lula dengan mengatakan Lula turut menyumbang kejatuhan perekonomian dan merajalelanya korupsi secara sistemik pada periode pemerintahan selanjutnya.

Menurut analis politik dari Getulio Vargas Foundation, Michael Mohallem, popularitas Lula bisa dijelaskan secara mudah karena ia merupakan pemimpin Brasil yang bisa melaksanakan tugasnya saat memegang jabatan.

"Ditengah kekisruhan masalah korupsi, adalah sebuah langkah yang bijak jika memilih seseorang yang cakap dalam memimpin pemerintahan," kata Mohallem. "Lula mengungguli popularitas. Ia mengakhiri dua periode jabatan presiden dengan predikat sebagai Presiden Brasil terpopuler dalam sejarah," pungkas dia.AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top