Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hari Bhayangkara

"Polri Mesti Siap Hadapi Tantangan Berat"

Foto : ANTARA/Rosa Panggabean
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Presiden JokoWidodo meminta jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bersiap dalam menghadapi tantangan yang semakin berat ke depannya.

Tantangan itu, di antaranya fenomena globalisasi, demokratisasi, dan kemajuan teknologi yang dapat memengaruhi situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Belum lagi adanya kejahatan transnasional, seperti terorisme yang menjadi permasalahan sendiri bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

Terorisme telah menelan banyak korban tidak berdosa, termasuk anak balita, anak kita, bernama Intan di Samarinda.

Terorisme juga telah memakan korban insaninsan Polri seperti kasus ledakan bom yang terjadi di Sarinah dan Kampung Melayu," kata Presiden Jokowi saat memberikan amanat dan instruksi pada peringatan hari ulang tahun ke- 71 Bhayangkara Tahun 2017 di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta Senin (10/7).

Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa perdagangan narkoba, perdagangan manusia, penyelundupan senjata, dan kejahatan siber juga bisa merusak dan mengancam masa depan bangsa Indonesia. Karena itu, Presiden minta dengan tegas pelakunya dikejar dan dihancurkan.

"Potensi konflik horizontal maupun konflik vertikal dengan isu-isu primordial seperti masalah suku, agama, dan ras keturunan juga akan meningkat.

Polri perlu melakukan langkah-langkah antisipasi dini agar situasi kamtibmas stabil dan energi bangsa kita tidak habis untuk hal-hal yang tidak produktif seperti ujaran kebencian, fitnah, dan provokasi," tegas Presiden.

Tak kalah pentingnya, Presiden juga mengingatkan Polri agar menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai kebinekaan yang sudah menjadi kodrat bangsa Indonesia.

"Polri harus terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Untuk itu, Polri harus menjaga soliditas internal dan selalu bertindak profesional," ucap Presiden.

Kepemimpinan Baru Sementara itu, seusai mengikuti acara HUT ke-71 Bhayangkara, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyatakan ingin mengajukan pensiun dini agar ada penyegaran di tubuh kepolisian.

"Saya sampaikan kalau saya boleh pilih, saya tidak ingin sampai selesai 2022.

Kenapa? Tidak baik bagi organisasi, tidak baik bagi saya sendiri. Bagi organisasi, organisasi ini butuh penyegaran," kata Tito. Menurut Tito, pihaknya mengajukan pensiun dini agar tidak stres.

"Yang jelas, hati kecil saya, tidak ingin sampai selesai 2022. Tambah stres kehidupan saya nantinya. Saya butuh waktu untuk anak dan istri saya juga," kata Tito.

Dijelaskannya, Polri perlu kepemimpinan baru agar tidak jenuh. "Perlu ada kepemimpinan baru dan seterusnya.

Bayangkan kalau saya jadi Kapolri terus enam-tujuh tahun. Anggota bosan, organisasi bosan, saya juga bosan. Saya mengatakan ini, menjadi Kapolri ini penuh kehidupan yang stressfull. Banyak persoalan-persoalan.

Wajar juga kalau seandainya saya ingin mempunyai kehidupan yang less stressfull," ujar Tito.

Pihaknya sendiri tidak menyebutkan kapan akan mengajukan pensiun dini. "Kemungkinan di waktu yang sangat tepat mungkin, saya akan pensiun dini," kata Tito. Pihaknya sendiri heran dengan kultur orang Indonesia yang memandang miring orang yang akan pensiun dini.

"Karena saya lama di luar negeri, mendengar kata ini bukan sesuatu yang aneh. Di kultur Indonesia, pensiun dini, diketawain.

Bahkan, pensiun ingin diperpanjang. Di luar negeri, kalau dia sudah selesai bekerja keras, dia pengin menikmati hidupnya.

Bagi saya yang pernah sekolah di luar negeri, melihat pensiun dini itu biasa. Saya juga punya hak untuk menikmati hidup yang less stressfull," kata Tito. Pihaknya pun berencana akan terjun ke dunia pendidikan selepas jadi Kapolri.

Tito tidak ingin terjun ke dunia politik karena pasti akan banyak tarikmenarik kepentingan dan dapat menimbulkan musuh baru. fdl/eko/AR-2

Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top