Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kriminal Kota

Polisi Masih Mengejar Anggota "Geng Nona"

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Anggota Polsek Tanjung Priok Jakarta Utara masih memburu tiga anggota "Geng Nona" yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sebagai penodong di Terminal Tanjung Priok. "Mereka berinisial F, RR, dan J," kata Kapolsek Tanjung Priok, Komisaris Polisi Supriyanto, di Jakarta, Selasa (27/11).

Menurut Kapolsek, mereka membawa senjata tajam dalam berbuat jahat di Terminal Tanjung Priok. Anggota "Geng Nona" kebanyakan mengincar para penumpang dari luar kota yang tiba di terminal pada dini hari. Polsek Tanjung Priok sebelumnya telah membekuk pentolan "Geng Nona" dan beberapa anggotanya yang diyakini merupakan pelaku penodongan di Terminal Tanjung Priok. Salah satu tindak kejahatannya dilakukan pada penumpang angkot tanggal 12 November.

Pada tanggal 12 November itu ada laporan masuk ke Polsek Tanjung Priok bahwa Nona (33) yang menjadi ketua geng, baru saja mencuri dengan kekerasan. "Petugas meluncur ke terminal. Begitu terlihat, Nona langsung dikerja dan tertangkap," kata Supriyanto. Polisi kemudian menggeledah tersangka Nona dan menemukan ponsel pintar di saku celana. Tak lama kemudian, korban yang melapor mengakui ponsel itu miliknya yang dicuri Nona.

Menurut Kapolsek, Nona ini menjadi otak kejahatan di terminal. Dia mengajak anak-anak kecil. Bahkan suaminya juga penjahat dan sudah tertangkap. "Nona punya enam anak," ungkap dia. Dari Nona dikembangkan dan petugas akhirnya menangkap banyak pelaku lainnya seperti DS (21), YR alias Kucing (18), AG alias Aan (16), dan AF alias Ambon (23). "Para pelaku beroperasi tiap subuh sekitar pukul 04.00-04.30 WIB. Mereka menunggu korban yang datang dari luar koat," tandas Supriyanto.

Baca Juga :
Rusak Berat

Modusnya, penumpang yang baru saja tiba dari luar kota menggunakan bus, didatangi para pelaku yang masih di bawah umur untuk minta-minta uang. Setelah itu, pelaku dewasa sekitar tujuh-delapan orang mendatangi korban dan memaksa mengambil dompet serta ponsel. Hasil penodongan berupa ponsel pintar kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Peri Irawan, Antara

Komentar

Komentar
()

Top