Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pogacar Ukir Sejarah di Tour de France

Foto : Tim VAN WICHELEN/AFP

Tadej Pogacar

A   A   A   Pengaturan Font

SAINT-EMILION - Tadej Pogacar bisa dipastikan menjadi juara Tour de France (TdF) 2021 setelah pada balapan yang berlangsung Sabtu (17/7), pebalap sepeda dari tim UEA itu mempertahankan keunggulannya di klasemen keseluruhan. Pogacar akan menjadi pebalap termuda yang meraih dua kemenangan TdF.

Pogacar berhasil menjaga posisinya pada etape ke-20 yang merupakan time trial, menjelang etape final yang berakhir di Paris.

Wout van Aert memenangkan time trial, tetapi juara bertahan Pogacar hanya perlu melewati garis finis di Champs-Elysees bersama dengan peloton di etape ke-21 hari Minggu. Berhasil melewati finis akan membuatnya mempertahankan jersey kuning sebagai pemenang balapan sepeda terbesar di dunia.

Pogacar memenangkan tiga etape dalam perjalanannya menuju kemenangan kali ini. Caranya, itu mengingatkan pada mantan juara Alberto Contador dan Chris Froome yang tampil bagus di time trial maupun pada etape di pegunungan.

Dia juga akan memenangkan penghargaan untuk pebalap muda terbaik di bawah usia 25 tahun dan jersey polkadot sebagai raja tanjakan. Sukses tersebut membuatnya meraih penghargaan tiga kali lipat dari yang dia dapatkan pada debutnya tahun lalu.

"Saya tidak bisa mengatakan mana yang lebih indah. Tahun lalu semuanya diputuskan pada time trial individu terakhir dan emosinya jauh lebih kuat. Kali ini, saya mengambil jersey kuning lebih awal. Benar-benar berbeda," ujar Pogacar yang akan membalap ke Paris dengan memakai jersey kuning.

Warga Monaco, yang berpenghasilan lima juta euro (85,4 miliar rupiah) per tahun, tampak kewalahan saat dia naik ke podium untuk memakai tiga kausnya. Sementara pebalap sepeda asal Inggris Mark Cavendish juga tersenyum lebar saat dia mengambil kaus hijau sebagai sprinter terbaik.

"Saya sangat senang ini akan segera berakhir," ujar Pogacar yang mengakui bahwa dia kelelahan. "Sungguh tiga pekan yang sangat menuntut," sambung pebalap berusia 22 tahun itu.

"Saya tidak begitu termotivasi tadi malam, dan saya harus bangkit," jelas Pogacar, yang mengakhiri hari dengan keunggulan 5 menit 20 detik di depan pebalap penghuni tempat kedua dalam klasifikasi keseluruhan.

Jonas Vingegaard dari tim Jumbo masuk ke hari terakhir di urutan kedua, sementara Richard Carapaz dari Ineos berada di urutan ketiga.

Tempat kedua untuk tim asal Belanda, Jumbo, adalah semacam kemenangan setelah pemimpin mereka Primoz Roglic jatuh di awal lomba.

Kemenangan Van Aert pada hari Sabtu juga memberi mereka kemenangan etape untuk kali ketiga, meskipun hanya empat dari tim yang terdiri dari delapan pembalap berhasil lolos ke etape akhir.

Era Baru

Gelar kedua berturut-turut Pogacar dalam balapan etape paling bergengsi itu akan menorehkan statusnya sebagai idola untuk era baru dalam bersepeda.

Di luar balap sepeda, dia adalah seorang pria berusia 22 tahun yang penuh senyum, sopan, dan pandai bicara, yang menyerupai karakter kartun Tintin. Tapi dirinya berubah menjadi mesin pemenang yang memikat saat berada di sadel sepeda.

Dengan tiga kemenangan etape pada Tour de France 2021, Pogacar tak kenal takut dalam mempertahankan gelar. Dia mematahkan dominasi tim Sky-Ineos yang memenangkan tujuh gelar dalam delapan tahun.ben/AFP/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top