Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesepakatan Brexit - UE Diprediksi Tolak Penghapusan Klausul “Backstop”

PM Theresa May Diminta Lakukan Negosiasi Ulang

Foto : AFP/ OLI SCARFF

BERIKAN SAMBUTAN - Perdana Menteri Inggris, Theresa May memberikan sambutan setelah parlemen melakukan pemugutan suara untuk mengganti klausul Backstop dalam perjanjian Brexit denganUE, di London, Inggris, Selasa (29/1) waktu setempat.

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Parlemen Inggris, Selasa (29/1) malam waktu setempat, meloloskan amendemen yang akan meminta pemerintah untuk mengganti Klausul Backstop bagi Irlandia Utara dalam perjanjian Brexit dengan Uni Eropa (UE).

Klausul Backstop adalah aturan yang memastikan tidak ada perbatasan yang ketat antara Irlandia Utara (yang merupakan wilayah Britania Raya) dengan Republik Irlandia (yang merupakan wilayah UE) apa pun hasil pembicaraan dagang di kemudian hari antara Inggris dan UE.

Klausul ini tidak disukai oleh banyak anggota parlemen karena dikhawatirkan akan dapat terus mengikat Inggris dengan UE untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Pemungutan suara pada Selasa malam itu meloloskan usulan amendemen Brady yang diajukan anggota parlemen dari Partai Konservatif, Graham Brady, dengan perolehan suara 317:301. Usulan itu diperkirakan dapat mengamankan dukungan bagi perjanjian Brexit yang diajukan Perdana Menteri Theresa May yang sebelumnya ditolak parlemen.

Amendemen Brady itu mengalahkan amendemen Cooper yang diajukan oposisi Yvette Cooper dan ditolak parlemen dengan komposisi suara 321:298.

Amendemen Cooper bertujuan mencegah Brexit tanpa kesepakatan atau no deal dengan memberi pemerintah lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan dengan UE. Sehingga, tanggal Brexit akan mundur dari 29 Maret menjadi 31 Desember.

Dukung Amendemen

Perubahan klausul yang disetujui parlemen Inggris ini harus mendapat lampu hijau dari UE. Parlemen pun memutuskan agar May menegosiasikan kembali kesepakatan Brexit miliknya dengan Uni Eropa.

May diminta untuk kembali ke markas besar Uni Eropa di Brussels dan memenangkan konsesi terkait Perjanjian Penarikan atau Withdrawal Agreement untuk Brexit. Namun, sejak awal Uni Eropa telah menyatakan bahwa tidak akan ada negosiasi ulang.

"(Pemerintah) akan mengambil mandat ini dan mencari ... perubahan yang mengikat secara hukum," tutur May kepada anggota Parlemen setelah pemungutan suara berakhir.

Tetapi May mengakui bahwa Uni Eropa sepertinya tidak tertarik untuk melakukan perubahan dan negosiasi ulang tidak akan mudah.

Akhirnya, misi May ke Brussels dinilai sudah gagal sebelum dimulai. Jika dia tidak berhasil membuat Uni Eropa mengubah keputusan mereka, mungkin dia akhirnya dapat meyakinkan oposisi bahwa menyetujui draf perjanjian awal merupakan satu-satunya pilihan untuk menghindari Brexit tanpa kesepakatan atau no deal Brexit. AFP/SB/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top