Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Russia Tuding Ukraina Berulang Kali Tembaki PLTN Zaporizhzhia

PM Shmyhal Ingin Perang Segera Berakhir

Foto : AFP/John THYS

Pernyataan PM Shmyhal I Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, saat berbicara dalam sebuah konferensi pers di markas Uni Eropa di Brussels, Belgia, pada Senin (5/9). Dalam pernyataannya, PM  Shmyhal  menyerukan agar negara sekutu harus melakukan yang terbaik untuk Ukraina dalam membantu mengakhiri invasi Russia dengan cepat.

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, mengatakan bahwa negara sekutu harus melakukan yang terbaik untuk membantu mengakhiri invasi Russia dengan cepat karena Moskwa memiliki kemampuan untuk terus berjuang untuk waktu yang lama.

"Kami memahami bahwa waktu ada di pihak Russia. Oleh karenanya kami bersama-sama dengan sekutu dan mitra kami, harus melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan perang ini sesegera mungkin," ucap PM Shmyhal dalam sebuah sesi wawancara dengan Bloomberg TV di Brussels, Belgia.

"Russia akan mencoba bertahan lebih lama dengan mengulur lebih banyak waktu dimana itu merupakan tantangan bagi kita semua," imbuh PM Ukraina itu.

PM Shmyhal lalu menyatakan bahwa Ukraina telah melakukan kemajuan militer di wilayah selatan serta di utara, tanpa merinci lebih lanjut dan menyuarakan harapan bahwa negaranya akan bisa membebaskan seluruh wilayahnya yang diakui secara internasional, termasuk Crimea.

Dengan menjabarkan latar belakang agar para pemimpin bergegas untuk menyelesaikan krisis energi, PM Shmyhal mengatakan bahwa Ukraina telah memenuhi semua kewajiban penyaluran energinya ke negara pelanggan di Eropa meskipun ada perang, dan berjanji akan menyalurkan lebih banyak lagi energi dari volume saat ini.

Ukraina juga siap untuk meningkatkan aliran listrik bahkan ketika kemampuannya untuk mengekspor listrik bergantung pada apakah negaranya bisa menyelamatkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.

PLTN Zaporizhzhia adalah PLTN terbesar di Eropa dan pada awal pekan ini mengalami kerusakan akibat serangan tembakan yang mengganggu pasokan listrik dan menurut PM Shmyhal, kerusakan baru bisa diperbaiki jika Ukraina mengirimkan misi perbaikan ke lokasi tersebut.

"Pertempuran di dekat PLTN membuat tidak mungkin untuk melakukan perbaikan saat ini," kata Menteri Energi Ukraina, Herman Halushchenko, lewat media sosial Facebook.

Terkait situasi di PLTN Zaporizhzhia, pada Selasa (6/9) Russia menuduh Ukraina berulang kali menembaki PLTN itu.

"Ada tujuh serangan di wilayah pabrik pada Selasa," kata Vladimir Rogov, seorang pejabat yang ditempatkan di Moskwa di Zaporizhzhia, melalui media sosial. "Tentara Ukraina melepaskan tembakan ke Energodar dan sekitarnya, merusak saluran listrik dan mengurangi kapasitas reaktor terakhir yang masih berfungsi," imbuh dia.

Sementara itu Kementerian Pertahanan Russia dalam taklimat hariannya menyatakan bahwa dalam kurun waktu 24 jam terakhir, wilayah PLTN Zaporizhzhia dan kota tetangganya, Energodar, telah diserang sebanyak 15 kali.

"Kyiv melanjutkan provokasinya di PLTN Zaporizhzhia untuk menciptakan ancaman bencana buatan manusia," kata kementerian itu.

Laporan Intelijen

Sementara itu pihak intelijen Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa Russia telah membeli jutaan peluru artileri dan roket dari Korea Utara (Korut). Laporan intelijen itu diumumkan setelah sebelumnya Russia menerima pengiriman awal drone buatan Iran.

Pejabat pemerintah AS mengatakan keputusan Russia untuk beralih ke Iran dan sekarang Korut adalah pertanda bahwa sanksi dan kontrol ekspor yang diberlakukan oleh AS dan Eropa mengganggu kemampuan Moskwa untuk mendapatkan pasokan bagi tentaranya.

Tadinya Moskwa juga berharap Tiongkok bersedia memasok militer Russia. Tetapi dalam beberapa hari terakhir, para pejabat AS mengatakan bahwa meskipun Beijing bersedia membeli minyak Russia dengan harga diskon, Tiongkok, setidaknya sejauh ini masih menahan diri untuk tidak mencoba menjual peralatan atau komponen militernya. AFP/ST/Bloomberg/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top