Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Rencana Brexit I Tenggat Waktu Brexit Tinggal 50 Hari Lagi

PM May Kembali Bujuk Brussels

Foto : AFP/Aris Oik onomou

Kunjungi Brussels l Perdana Menteri Inggris, Theresa May (kiri), berjabat tangan dengan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, di Brussels, Belgia, Kamis (7/2). Pertemuan May-Juncker untuk membahas isu perubahan kesepakatan Brexit.

A   A   A   Pengaturan Font

PM Theresa May kembali ke Brussels bagi mencari cara untuk menghindari Brexit tanpa kesepakatan. Langkah itu terus diupayakan mengingat batas waktu Brexit tinggal 50 hari lagi.

BRUSSELS - Perdana Menteri Inggris, Theresa May, kembali ke Brussels, Belgia, pada Kamis (7/2) untuk menemui para petinggi Uni Eropa (UE). Kunjungan ini dilakukan sebagai upaya untuk mencari cara untuk menghindari keluarnya Inggris dari UE (Brexit) tanpa kesepakatan, mengingat tenggat waktu Brexit tinggal 50 hari lagi.

Misi May di Brussels untuk membujuk UE agar mau melakukan perubahan atas kesepakatan Brexit terutama mengenai klausul backstop (pengaturan perbatasan antara Irlandia Utara yang merupakan wilayah Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia yang adalah anggota UE), sehingga Inggris tak terperangkap oleh klausul ini dan perubahan itu bisa mendapatkan persetujuan dari parlemen Inggris.

Klausul backstop sengaja dirancang untuk menjaga agar perbatasan Irlandia tetap terbuka jika tak ada harapan kesepakatan dagang disetujui.

Sebelumnya, baik Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, dan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, pada Rabu (6/2) telah berulang kali mengisyaratkan penolakan perubahan kesepakatan Brexit.

Sementara Juncker mengatakan bahwa PM May sudah tahu dan menerima bahwa Komisi Eropa tak akan membuka perundingan kembali soal kesepakatan. Pernyataan Juncker itu dilontarkan usai ia bertemu dengan PM Irlandia, Leo Varadkar. Dalam pertemuan Juncker-Varadkar, PM Irlandia itu menyebut bahwa klausul backstop patut dipertahankan

Sementara itu PM May mengatakan karena parlemen Inggris menolak kesepakatan, maka dirinya harus mencari bahan agar bisa mengubah kesepakatan atau menyaksikan kesepakatan itu mengalami kegagalan.

"Mencari perubahan itu tak mudah," demikian pernyataan PM Inggris itu usai bertemu dengan Juncker dan Tusk. "Pekan lalu, parlemen menegaskan untuk pertama kalinya bahwa mereka bisa menyokong kesepakatan Brexit dengan catatan ada perubahan terhadap backstop," imbuh May.

Syarat Dukungan

Baik Partai Konservatif yang merupakan partai pendukung PM May, maupun oposisi utama Partai Buruh, telah secara resmi berkomitmen untuk melaksanakan Brexit menyusul referendum yang digelar 2016. Sayangnya kedua belah pihak memiliki perbedaan pendapat secara internal terkait pelaksanaan Brexit.

Lewat sebuah surat yang dilayangkan pada PM May yang diungkap pada Rabu, pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, menetapkan lima syarat sebelum kubunya mendukung kesepakatan tersebut.

Corbyn juga menuntut hubungan yang erat dengan pasar tunggal UE, perjanjian yang tidak ambigu tentang pengaturan keamanan masa depan, serta komitmen atas partisipasi Inggris dalam lembaga-lembaga UE dan program pendanaan. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top